Manusia Kuno Sudah Gunakan Gelas Sekali Pakai Sejak Ribuan Tahun Lalu

By Gita Laras Widyaningrum, Rabu, 18 Desember 2019 | 13:56 WIB
Gelas sekali pakai di masa lalu dan masa kini. (British Museum)

Nationalgeographic.co.id - Jika Anda berpikir gelas sekali pakai merupakan inovasi baru, coba pikirkan ulang. Faktanya, manusia sudah menghindari 'mencuci alat makan' sejak ribuan tahun lalu. Sebuah pameran yang diselenggarakan di British Museum, London, menampilkan gelas kuno di sebelah gelas sekali pakai modern yang sering kita gunakan saat ini. 

Diketahui bahwa gelas kuno tersebut dibuat di pulau Crete di Laut Mediterania sekitar 1.700-1.600 BCE. Itu merupakan karya orang-orang Minoan--salah satu peradaban paling maju di Eropa.

Baca Juga: Gambar Figuratif Perburuan Tertua Berusia 44 Ribu Tahun Ditemukan di Sulawesi Selatan

Gelas itu banyak ditemukan di sekitar pulau. Dan karena alasan ini, para peneliti yakin gelas tersebut digunakan sekali pakai. Setelah digunakan untuk minum wine, gelas-gelas akan dibuang begitu saja. 

"Orang-orang mungkin akan terkejut mengetahui bahwa gelas sekali pakai ternyata bukan inovasi masyarakat modern yang konsumtif, tapi sudh ada sejak ribuan tahun lalu," kata Julia Farley, kurator pameran di British Museum. 

"Sekitar 3.500 tahun lalu, masyarakat Minoan menggunanakan gelas tersebut dengan alasan yang sama seperti kita: yakni menyajikan minuman di pesta. Satu-satunya perbedaan adalah bahan pembuatannya. Sama seperti plastik, tanah liat di masa itu sangat mudah didapat, murah, dan gampang dibentuk. Dan sama juga seperti plastik, tanah liat bertahan di Bumi dalam waktu yang sangat lama," paparnya. 

Baca Juga: Kota Kuno Peninggalan Kekaisaran Khmer Ditemukan di Hutan Kamboja

Terlepas dari perkembangan teknologi, pada dasarnya perilaku dan cara pikir manusia tidak berubah sejak kita berevolusi sebagai Homo sapiens--mulai dari grafiti hingga gelas sekali pakai ini. 

"Manusia selalu membuat, dan kemudian membuang suatu objek. Meski begitu, menjadi sampah bukan satu-satunya akhir hidup suatu barang. Beberapa di antaranya bisa didaur ulang atau ditemukan kembali setelah bertahun-tahun." ujar Hartwig Fischer, Direktur British Museum. 

"Kami berharap pameran ini dapat membuat orang-orang berpikir tentang hubungan mereka dengan sampah. Baik di masa lalu, sekarang dan masa depan," imbuhnya.