Nationalgeographic.co.id - Para arkeolog dari Universitas Hawaii di Manoa mengaku berhasil meracik dua parfum berusia ribuan tahun yang dipakai orang Mesir Kuno, dan mungkin juga digemari si Ratu Nil, Cleopatra.
Resep dua parfum bernama Mendesian dan Metopian itu, tertulis dalam serangkaian teks Yunani kuno. Salah satu bahan dasar untuk membuat kedua parfum itu adalah mur, resin pohon yang diperoleh dari tanaman berbunga di beberapa bagian Afrika dan Asia.
"Mendesian bahan dasarnya mur dan aroma lembut yang sangat enak, seperti harum dupa ringan," ujar Dr Jay Silverstein, arkeolog Universitas Tyumen yang tergabung dalam proyek pembuatan Mesir Kuno kepada IFL Science, Rabu (14/8/2019).
"Sementara parfum Metopian, aromanya lebih keras," imbuh dia.
Baca Juga: Sampel Kotoran Kuno Ungkap Tubuh Penduduk Pompeii Inggris Dipenuhi Cacing Pemakan Ginjal
Silverstein berkata, Ratu Nil Cleopatra merupakan penggemar aroma parfum. Semasa hidup Cleopatra diyakini memiliki ratusan pafum. "Dari teks kuno, kami tahu parfum Mendesian adalah salah satu parfum yang paling disukainya (Cleopatra)," jelas dia.
Proyek ini dilakukan dengan harapan bisa semakin dekat dan lebih mengenali keontetikan Mesir kuno. Selain membuat parfum kuno, tim juga melakukan analisis ilmiah terkait temuan penggalian di Tell-El Timai, sebuah situs di dekat ibukota Mesir Kairo yang berasal dari 300 SM.
Pada 2012 ahli menemukan sebuah rumah hancur dipenuhi tumpukan koin perak serta perhiasan emas dan perak. Semua barang-barang itu berada tak jauh dari tempat pembakaran yang digunakan untuk membuat botol parfum. Hal ini membuat ahli percaya, rumah itu dulunya milik pedagang parfum. Dan ahli ingin menyelidiki apakah di sana masih ada jejak cairan yang dapat diidentifikasi terkait parfum kuno.
Baca Juga: Ahli Forensik Merekonstruksi Wajah Wanita Druid Kuno Berusia 2.000 Tahun
Makna parfum di masa lalu
Di masa lalu, parfum adalah barang yang sangat penting. Parfum bukan hanya sekadar bau harum yang dipakai sebelum pergi kencan. Namun parfum memainkan peran penting dalam gagasan tentang kehidupan, kematian, dan kehidupan setelah kematian.
"Parfum memiliki kekuatan yang jauh lebih besar dibanding anggapan kita tentang parfum saat ini. Parfum penting untuk ritual, penyembuhan, dan bahkan dikaitkan dengan keabadian. Selain itu, aroma parfum di masa lalu diyakini dapat meningkatkan kualitas hidup dan kehidupan di akhirat," jelas Silverstein.
Cleopatra, penguasa terakhir dari Kerajaan Ptolemeus Mesir yang memerintah dari 51 hingga 30 SM, disebut selalu mandi dengan susu kambing asam dan membedaki wajahnya dengan kotoran buaya kering. Hasil ramuan parfum para ahli ini dipamerkan di National Queens Museum, di Washington DC hingga 15 September 2019.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Para Arkeolog Bikin Racikan Parfum Mesir Kuno Kesukaan Cleopatra". Penulis: Gloria Setyvani Putri.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | National Geographic Indonesia |
Editor | : | Gita Laras Widyaningrum |
KOMENTAR