Nationalgeographic.co.id - Ahli geologi Dr Teal Riley, akan merayakan Natal di sebuah tenda di Antartika bersama orang asing.
Selama beberapa bulan ini, ia sudah tinggal dan bertugas di markas British Antartic Survey (BAS) yang berjarak 6.200 mil dari rumahnya.
Riley mengatakan, setelah tinggal di BAS, ia baru menyadari betapa spesialnya Hari Natal yang bisa dihabiskan bersama keluarga.
Baca Juga: Alexithymia, Kondisi yang Membuat Seseorang Sulit Mengenali dan Menyampaikan Emosi
Pria berusia 49 tahun tersebut telah bekerja di BAS selama 25 tahun. Dan dalam kurun waktu itu, ia kerap melewatkan beberapa perayaan Natal bersama pasangan dan anak laki-lakinya.
Sebaliknya, Riley harus menghabiskan Hari Natalnya di sebuah tenda kecil dengan suhu -20 derajat celsius bersama orang asing. Kali ini, ia merayakannya dengan seorang pendaki yang baru ditemui beberapa hari sebelumnya.
"Anda harus menjaga mood satu sama lain dan tahu kapan harus diam," ujar Riley.
Suatu waktu, Riley melewati Natalnya dengan terjebak selama tiga hari dalam tenda akibat badai besar. "Itu sangat mengerikan," ujarnya.
Sebenarnya, menurut Riley, Natal di Antartika tidak ada bedanya dengan hari-hari biasa. Sebab, ia menghabiskan harinya di lapangan untuk berkontribusi pada studi BAS tentang perubahan iklim.
Riley bisa menghubungi keluarganya via e-mail, tapi setelah itu, ia kembali fokus pada penelitian.