Perayaan Imlek Identik dengan Angpau, Apa Filosofi di Baliknya?

By National Geographic Indonesia, Jumat, 24 Januari 2020 | 13:28 WIB
Angpau. (Jangnhut/Getty Images/iStockphoto)

Nationalgeographic.co.id - Setiap perayaan Imlek, angpau mungkin menjadi salah satu hal yang ditunggu oleh anak-anak. Angpau yang berupa bingkisan dalam amplop merah biasanya berisikan sejumlah uang. Tradisi memberi uang di Tahun Baru Cina ini memang telah lama dilakukan dan bahkan menyebar ke tradisi perayaan lain.

"Cerita mengenai angpau banyak yang paling umum adalah bungkusan merah guna mengusir setan," kata Hermina Sutami, Ketua Program Studi China Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, dikutip dari Kompas.com.

Baca Juga: Perlombaan Panjat Pinang Berakar dari Tradisi Pecinan Nusantara

Angpau sendiri memiliki arti bungkusan merah. Namun, selain itu, itu juga memiliki makna filosofi transfer kesejahteraan atau energi.

"Transfer kesejahteraan dari orang mampu ke tidak mampu, dari orangtua ke anak-anak, dari anak-anak yang sudah menikah ke orangtua," ujar Budayawan Budi Santosa Tanuwibawa. 

Tradisi Tionghoa juga mengenal pemberian angpau yang diberikan tujuh hari menjelang Imlek. 

"Ini mewajibkan orang yang merayakan Tahun Baru Imlek untuk membantu sesama yang tak mampu merayakannya," ungkap Budi.

Dilansir dari Kompas.com, dalam tradisi memberi angpau ada peraturan tidak tertulis. Sebelum menerima angpau, anak-anak mengucapkan selamat tahun baru dengan membungkus kepalan tangan kanan dengan tangan kiri. Sebab, tangan kanan berkesan agresif.

Baca Juga: Lim Tju Kwet, Kaligrafer Aksara Han yang Tersisa di Pecinan Glodok

Pemberi angpau biasanya adalah orang yang telah menikah. Jadi, selain anak-anak, orang yang belum menikah masih berhak mendapatkan angpau. Bukan hanya berbagi rezeki, tetapi juga doa agar cepat mendapat jodoh.

Tidak ada aturan untuk besaran jumlah uang di angpau. Semua disesuaikan dengan kemampuan yang memberi.