Puluhan Koala Terluka dan Mati Kelaparan di Perkebunan Australia

By Gita Laras Widyaningrum, Selasa, 4 Februari 2020 | 11:45 WIB
Bayi koala dan induk (ijai Kalathur, Your Shot/National Geographic News)

Nationalgeographic.co.id - Di antara pohon-pohon yang ditebang dan di tengah tanah tandus, puluhan koala ditemukan mati atau kelaparan di sebuah perkebunan di Australia. 

Penduduk lokal melaporkan kepada Friends of the Earth (FOE) bahwa sejauh ini ada banyak koala yang dibunuh dan terluka di perkebunan blue gum di dekat Cape Bridgewater, Australia. 

Pohon blue gum (Eucalyptus globulus) jauh lebih dari sekadar rumah bagi koala. Itu juga menjadi sumber penting nutrisi mereka. Jadi, ketika pohon-pohon blue gum ditebang selama musim 'panen' akhir tahun lalu, puluhan koala kehilangan tempat tinggal dan mengalami kelaparan. 

"Beberapa hari lalu, orang-orang melihat banyak bangkai koala yang sudah mati," kata FOE. 

Baca Juga: Siput Merah Jambu Ditemukan Selamat Pascakebakaran Hutan Australia

Polisi menyatakan bahwa perkebunan Cape Bridgewater ditetapkan sebagai "tempat kejadian perkara". Sesuai dengan Australian Wildlife Act 1975, mereka bertanggung jawab atas pembunuhan, penyiksaan, dan dianggap mengganggu kehidupan satwa liar. Pihak perkebunan bisa dikenakan denda 5.360 dollar AS, dengan tambahan 536 dollar AS per hewan. 

Otoritas setempat berusaha membantu penduduk dan kelompok konservasi untuk memindahkan koala ke tempat yang lebih aman. Mereka juga menyediakan makanan, air dan memberikan perawatan bagi koala yang terluka. Sejauh ini, pihak berwenang telah mengeluarkan 80 koala dari wilayah tersebut. 

"Sayangnya, ada beberapa koala yang harus disuntik mati di tempat karena keadaannya sudah sangat parah," papar Department of Environment, Land, Water, and Planning, dalam sebuah pernyataan.  

Baca Juga: Karya-karya Seni Ini Menampilkan Keindahan Botani dan Zoologi Bumi

Menurut keterangan FOE, populasi koala tersebut berasal dari Gippsland. Ketika perkebunan blue gum mulai muncul pada 1990-an, ratusan koala menetap, berkembang biak dan bertahan hidup di sana. Koala pernah mengalami lonjakan populasi, tapi pada akhirnya jumlah mereka menurun seiring penebangan pohon secara liar setiap 14 tahun sekali. 

Yang lebih mengkhawatirkan, selain insiden di sekitar Cape Bridgewater ini, populasi koala juga terancam akibat kebakaran hutan yang terjadi belum lama ini. Menurut para ilmuwan, ada sekitar 1,25 miliar satwa yang tewas dalam peristiwa tersebut. 

Meskipun belum mengetahui angka pastinya, tapi koala menjadi spesies yang paling terkena dampaknya. Ini karena koala merupakan hewan yang bergerak lambat dan kerap hidup di pohon-pohon di hutan yang kini sudah hangus terlalap api.