Suhu Ekstrem Tak Menghalangi Organisme Ini Berkembang Biak di Antartika

By Afkar Aristoteles Mukhaer, Senin, 30 Maret 2020 | 10:20 WIB
Daratan Antartika. (Ted Scambos/NSIDC/CU Boulder)

Nationalgeographic.co.id - Antartika dikenal sebagai wilayah paling terisolasi di dunia sehingga tidak memiliki organisme yang berasal dari sana. Ini karena suhu dinginnya yang ekstrem.

Namun kini, fakta bahwa tidak ada organisme yang bisa hadir di Antartika, dibantah oleh peneliti. Mereka menemukan organisme yang tinggal di sana: yaitu Membranipora membranacea, sejenis bryozoa yang datang melintasi samudera dengan menumpang di tubuh rumput laut yang terbawa angin dan arus.

Hasil studi tim kolaborasi dari Fakultas Biologi dan Lembaga Penelitian Keanekaragaman Hayati Universitas Barcelona (IRBio) serta Institut Ilmu Kelautan Spanyol (ICM-CSIC), Survei Antartika Inggris (BAS) dan Universitas Hull, memperkirakan bahwa ada 70 juta rumput laut yang mengapung seperti rakit di samudera belahan selatan. Inilah yang membuat bryozoa tersebut bisa sampai ke daerah pesisir Antartika.

Baca Juga: Perubahan Iklim, Sebuah Pengetahuan Dasar dari Sederet Masalah Besar

Conxita Avila, peneliti dari Departemen Evolusi Biologi, Ekologi, dan Ilmu Lingkungan sekaligus peneliti dari Lembaga Keanekaragaman Hayati Universitas Barcelona (IRBio) menyatakan: “Meskipun cara penyebaran ini terjadi pada ekosistem alami lain. Namun, untuk Antartika, fenomena ini mengambil relevansi ilmiah khusus sebagai cara potensial untuk memperkenalkan spesies baru di ekosistem Antartika.”

Sebelumnya bryozoa tidak pernah ditemukan. Para peneliti mengartikan bahwa kejadian ini dapat memiliki dampak pada keanekaragaman hayati di masa depan. Mereka menilai, penemuan M. membranacea di sepanjang garis Antartika  “berbahaya secara ekologi’.

Membranipora membranacea yang ada di laut yang dilihat melalui mikroskop ()

"Koloni dapat mengendap pada (plastik, kapal, dan lainnya), Larva plankton tersebut juga dapat diangkut dengan air pemberat dan bertahan hidup selama berbulan-bulan. Semua faktor ini akan memengaruhi keseimbangan lingkungan jika spesies menetap di Antartika," ujar Bianca Figuerola, peneliti dari ICM-CSIC.

"Antartika sedang menghangat, menghadirkan peluang baru sehingga hewan dan tumbuhan dapat memasuki perairan Antartika sehingga mengubah komunitas lokal unik yang ada selamanya," kata Huw James Griffiths dari BAS.

Baca Juga: Bagaimana Manusia Selamat Dari Letusan Gunung Berapi Toba Purba?

Penelitian sebelumnya telah menemukan bahwa adanya arus yang menghubungkan Antartika dengan belahan bumi lainnya. Ini membuat alga dan plastik mengambang terbawa arus dan angin, juga memfasilitasi pergerakan benda-benda yang tidak asli ke Antartika.

Letak geografis Antartika yang dekat dengan Amerika Selatan, membuatnya rentan terhadap kedatangan organisme invasif. Ditambah dengan suhu Bumi yang makin meninggi membuat es cepat mencair karena pemanasan global yang terjadi di planet ini. Akibatnya, Antartika menjadi tempat layak huni bagi spesies pendatang.