Nationalgeographic.co.id - Fenomena mengejutkan terjadi di Pulau Galindez pekan ini. Pasalnya, salju di sekitar Antartika berubah warna menjadi merah. Bahkan jika diperhatikan, warna merah tersebut menyerupai darah.
Fenomena ini terjadi di sekitaran Pangkalan Penelitian Vernadsky, dan ini disampaikan oleh Kementerian Pendidikan dan Ilmu Pengetahuan Ukraina lewat unggahan Facebook pada hari senin (24/02).
Penyebab warna merah ini bukanlah pembantaian penguin atau bahkan ikan paus, melainkan ganggang merah yang bernama Chlamydomonas nivalis, yang biasanya sering ditemukan di es dan salju di pegunungan serta di kutub.
Organisme ini hidup di iklim yang sangat dingin. Mereka biasanya tidak aktif selama bulan-bulan di musim dingin, sambil menunggu es dan salju mencair. Namun, ketika lingkungan di sekitarnya memanas, Chlamydomonas nivalis berkembang dan bereplikasi di lingkungan mereka. Selama siklus hidupnya, ganggang ini berubah warna dari hijau ke oranye dan merah, dengan pertumbuhan yang intens selama musim dingin yang panjang.
Baca Juga: Gletser Pine Island di Antartika Runtuh, Populasi Penguin Terancam
Perkembangan ganggang secara masif tersebut memiliki efek yang tidak baik. Ia akan merusak es dan mencairkan gletser di banyak lokasi.
Salju berwarna putih sangat baik untuk memantulkan cahaya matahari sehingga mengurangi jumlah panas yang diserap gletser. Namun, karena ganggang ini lebih gelap warnanya, ia memantulkan lebih sedikit sinar matahari dan karena itu berefek pada gletser yang mencair lebih cepat.
Berdasarkan penelitian, ganggang dapat mengurangi reflektivitas sebuah salju hingga 13 persen. Bisa dibilang, pertumbuhan ganggang ini berkaitan dengan fenomena perubahan iklim serta mencairnya gletser di seluruh dunia.
Source | : | IFL Science |
Penulis | : | Aditya Driantama H |
Editor | : | Gita Laras Widyaningrum |
KOMENTAR