Nationalgeographic.co.id – Satai atau sate merupakan makanan yang mudah untuk diolah dan sering dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia. Makanan yang berasal dari daging ini banyak digemari oleh berbagai macam kalangan. Namun, terlalu sering mengonsumsi sate nyatanya juga tidak baik bagi kesehatan.
Ahli gizi, Saptawati Bardosono, mengatakan proses pembakaran makanan baik yang menggunakan arang atau lainnya sering dibarengi pembentukan arang atau gosong. Gosong yang terdapat pada makanan ini berbahaya bagi tubuh. Hal ini dikarenakan banyak kandungan atom karbon, yang jika dikonsumsi dalam jumlah besar bisa memicu kanker (karsinogenik).
Baca Juga: Studi: Magic Mushroom Miliki Efek Antikecemasan dan Antidepresan dalam Waktu Lama
Ketua Yayasan Kanker Indonesia, Profesor DR Dr Aru W Sudoyo SpPD KHOM FINASIM FACP, mencoba membandingkan karsinogen dalam ranitidine dengan makanan sate kambing.
“Dibandingkan ranitidine, sebenarnya kita sehari-hari sudah terpapar karsinogen, yaitu dari asap rokok, asap kendaraan, makanan berbahan daging merah yang dibakar itu sebenarnya karsinogen semua,” ujar Aru dikutip dari Kompas.com.
Pada dasarnya, semua jenis daging merah yang dipanaskan atau dibakar dengan suhu tinggi akan berubah menjadi karsinogen yang tidak baik bagi tubuh. Pada sate, medium yang digunakan untuk membakarnya adalah arang. Arang sendiri merupakan residu hitam yang memiliki kandungan karbon tidak murni, terdiri dari 85-89 persen karbon dan sisanya adalah abu atau benda kimia lain.
Sedangkan pada olahan sate, kandungan asam amino, gula, dan creatine yang terdapat dalam daging merah akan bereaksi jika dipanaskan pada suhu tinggi dan membentuk heterocyclic amines (HCAs).
Baca Juga: Akibat Polusi Cahaya dan Kerusakan Habitat, Kunang-kunang Terancam Punah
Pembentukan HCAs yang berisiko adalah ketika memasak daging merah di temperatur yang tinggi atau memasak dengan pembakaran dan pengasapan.
Sebenarnya hal yang dipermasalahkan bukan mengenai daging merah yang digunakan. Namun, mengenai cara dan bahan yang digunakan untuk memproses daging tersebut.
Ahli gizi juga mengingatkan, konsumsi sate juga harus diikuti dengan makanan yang mengandung serat tinggi untuk melawan karsinogen di dalamnya.