Nationalgeographic.co.id - Semenanjung Yukatan, Meksiko, menjadi lokasi hantaman asteroid purbakala yang kala itu memusnahkan 76% spesies Bumi. Hingga kini, ia menjadi kawah asteroid yang masih terjaga.
Meskipun mengakibatkan kepunahan massal pada beberapa hewan, vegetasi, dan mikrobiologi lainnya, peneliti menemukan bahwa hantaman tersebut ternyata menguntungkan spesies bakteri.
Baca Juga: Akibat Meningkatnya Suhu Laut, Hewan Ini Semakin 'Berisik'
Studi yang dilakukan para peneliti dari WA-Organic and Isotope Geochemistry Centre (WA-OIGC), Curtin’s School of Earth and Planetary Sciences, menyebutkan bahwa hantaman asteroid yang menyebabkan tsunami global tersebut, mengangkut organik yang terproses kembali dari sekitar kawah.
Bettina Schaefer, pemimpin penelitian, mengatakan: “Studi kami menunjukkan bahwa saat dampak debu asteroid mereda, sinar matahari kembali ke tingkat ideal sehingga terdapat pertumbuhan tanaman, dinoflagellata, cyanobacteria, dan semua bakteri sulfur anaerob yang dapat berfotosintesis, termasuk yang berasal dari mikroba di sekitar kawah.”
Baca Juga: Studi: Kecepatan Arus Laut Makin Tinggi Akibat Perubahan Iklim
Ketika kawah Chicxulub yang berada di sekitar Tanjung Yukatan dan Teluk Meksiko baru lahir, itu menyebabkan transisi besar pada persediaan nutrisi dan oksigen. Pasalnya, perubahan fitoplankton pascamunculnya kembali sinar matahari juga terjadi dengan cepat.
Pada studi yang lain dari Universitas Yale juga menyebutkan, bahwa hantaman asteroid tersebut juga mengakibatkan lautan menjadi asam. Penelitian tersebut menemukan bukti tersebut pada fosil alga foraminifera dari jutaan tahun lalu dari proses menganalisis unsur kimia boron.