Peneliti Kembangkan Panel Surya Tanpa Sinar dan Panas dari Matahari

By Daniel Kurniawan, Selasa, 10 Maret 2020 | 11:42 WIB
Ilustrasi solar panel (Thinkstock)

Nationalgeographic.co.id - Selaras dengan namanya, secara teknis panel surya tidak dapat berfungsi di malam hari. Pada umumnya, listrik yang dihasilkan di siang hari disimpan ke dalam baterai. Akan tetapi, peneliti dari California, Amerika Serikat, mengklaim menemukan cara untuk membuat ‘panel surya’ tetap menghasilkan energi bahkan setelah matahari terbenam.

Profesor Teknik Listrik dan Komputer University of California, Jeremy Munday sedang mengerjakan prototipe panel yang katanya bisa melakukan hal itu. Penelitiannya akhir tahun lalu muncul di jurnal ACS Photonics.

Baca Juga: Desain “Blended Wing Body” Dapat Memangkas Emisi Karbon dari Pesawat?

Inovasi baru

Awamnya, panel surya ialah benda dingin yang menghadap ke matahari yang sangat cerah untuk menyerap panas sehingga menghasilkan energi, tapi rancangan Munday malah bekerja secara terbalik.

Thermoradiative cells perangkatnya akan memanas dan menghadap ke langit malam yang jauh lebih dingin dari objek. Objek yang lebih hangat dibanding lingkungannya akan memancarkan panas sebagai cahaya inframerah.

"Panel surya konvensional menghasilkan daya dengan menyerap sinar matahari, menyebabkan tegangan muncul di seluruh perangkat agar arus mengalir. Dalam perangkat baru ini, ketika cahaya dipancarkan, arus dan tegangan menuju arah yang berlawanan, tetapi Anda masih menghasilkan daya," kata Munday dalam sebuah pernyataan. 

"Anda harus menggunakan bahan yang berbeda, tetapi fisiknya sama," imbuhnya. 

Jika panelnya bekerja, perangkat dapat terus menghasilkan daya tanpa perlu menyimpan kelebihan listrik dalam baterai sel surya atau mengandalkan jaringan listrik bahan bakar fosil.

Panel surya tidak menghasilkan daya dalam gelap

Panel surya tidak menghasilkan energi di malam hari atau ketika panas matahari terhalang. Sebagai gantinya, mereka terus menyediakan daya melalui pengukuran bersih, di mana kelebihan daya ditransfer ke jaringan listrik publik yang sering kali menggunakan bahan bakar fosil untuk mengimbangi biaya. Ini terjadi ketika panel surya menghasilkan lebih banyak listrik daripada kebutuhan rumah dalam sehari. Panel surya lainnya menyimpan kelebihan daya ke daya sepanjang malam, meskipun baterai bisa saja mahal.

"Sel surya hanya dapat bekerja pada siang hari, sedangkan perangkat ini dapat bekerja 24/7, yang merupakan keuntungan nyata. Tidak ada yang mau kehilangan energi begitu matahari terbenam," kata Munday yang dikutip dari CNN.