Kisah Kantong Plastik Penolong Bumi yang Justru Sekarang Dibenci

By Fikri Muhammad, Jumat, 7 Agustus 2020 | 17:27 WIB
Kantong plastik. (Editor)

Nationalgeographic.co.id - Kantong plastik tampaknya menjadi barang yang dibenci di planet ini. Peningkatan produksi sampah dan pencemaran lingkungan akibat plastik membuat publik beralih ke kantong yang dianggap lebih suci seperti kertas.

Namun, apalah penggunaan kantong kertas lebih baik dari plastik?

Pada era 1950-an kantong plastik diciptakan untuk membantu menyelamatkan planet ini. Raoul Thulin, pada tayangan YouTube BBC How Plastic Bags Were Supposed to Help The Planet mengatakan bahwa pada 1959 di Swedia banyak orang menggunakan kantong kertas untuk keperluan sehari-hari mereka.Namun, produksi kantong kertas justru merugikan lingkungan karena perlu menebang banyak pohon.

Baca Juga: Ancaman Bencana di Balik Kantong Plastik

Ayah Raoul, Sten Gustaf Thulin lah yang menciptakan kantong plastik yang kita kenal sekarang. Sten mempunyai ide membuat kantong plastik karena ia perlu bahan kantong yang kuat, lebih ringan, dan tahan lama. Maka orang dapat menggunakanya secara berulang-ulang.

Sten juga berfikir bahwa kantong yang baru itu haruslah ramah lingkungan dengan mengurangi penebahan pohon yang saat itu masif dilakukan.

Muhammad Ghozali, Peneliti dari Pusat Penelitian Kimia LIPI mengatakan bahwa plastik memang memiliki kekuatan dan mekanik yang lebih kuat dari kertas.

“Plastik memang memiliki ketahanan terhadap air dan udara yang lebih baik dari kertas, kalau kena lembap kan lama-lama rusak, kalo pastik kan lembap,” ungkap Ghozali pada National Geographic Indonesia via telepon.

Sementara itu, Eric Steinberger, Ilmuan cuaca dalam tayangan YouTube BBC mengatakan bahwa kantong plastik sangat efisien untuk dibuat karena membutuhkan sedikit minyak dan sedikit energi.

Baca Juga: Saya Pilih Bumi: Mengenal 5 Aktivis Lingkungan Muda yang Menginspirasi

Dalam tayangan video itu Raoul bercerita bahwa sang ayah selalu membawa satu kantong plastik di sakunya untuk keperluan sehari-hari. Plastik itu bisa digunakan berkali-kali untuk membawa barang.

Namun pada zaman kiwari, masalah muncul karena kantong plastik justru membuat manusia menjadi malas. Kita langsung membuangnya setelah kita selesai memakai kantong plastik.