Mengenal Babi Berjanggut di Riau yang Kini Berstatus Terancam Punah

By Aditya Driantama H, Rabu, 26 Februari 2020 | 13:24 WIB
()

 

Nationalgeographic.co.id - Indonesia merupakan negara yang kaya akan keanekaragaman hayati dengan hutan tropis terluas di dunia. Tak heran, banyak ditemukan banyak jenis flora dan fauna yang hidup di sini. Salah satu hewan yang menjadi perhatian dan mungkin asing untuk dilihat adalah babi berjanggut.

Babi berjanggut merupakan salah satu spesies mamalia yang telah diidentifikasi di daerah Restorasi Ekosistem Riau (RER) di Semenanjung Kampar. Babi ini memiliki rambut di sepanjang rahang bawah yang menyerupai janggut dan menjadi ciri khasnya. 

Baca Juga: 1 dari 3 Spesies Hewan dan Tumbuhan Akan Punah Karena Perubahan Iklim

Babi berjanggut memiliki tubuh besar, beratnya bisa mencapai 120-200 kilogram. Babi jantan biasanya memiliki panjang tubuh dari 137-152 cm, sedangkan yang betina sekitar 122 -148 cm.

Saat usia muda, babi ini memiliki janggut berwarna kehitaman yang kemudian menjadi pucat seiring bertambahnya usia. Sementara babi berjanggut dewasa mempunyai janggut dengan perpaduan warna abu-abu, kuning atau putih. 

Habitat alami spesies ini adalah hutan dan mereka hidup secara nomaden. Kawanan babi berjanggut akan pindah ke rumah baru yang memiliki sumber makanan lebih banyak.

Babi berjanggut diketahui termasuk hewan pemakan segala. Ia mengonsumsi buah-buahan, biji-bijian, hingga binatang kecil yang jatuh di tanah seperti cacing dan serangga.

Baca Juga: Akibat Meningkatnya Suhu Laut, Hewan Ini Semakin 'Berisik'

Spesies ini telah dinyatakan berstatus rentan punah sejak 2008. International Union for Conservation of Nature and Natural Resources (IUCN) mencatat, terjadi penurunan signifikan pada populasi babi berjanggut. Dalam 21 tahun atau setara dengan tiga generasi, terjadi penurunan hingga 30%. Diduga penyebabnya adalah hilangnya habitat spesies akibat eksploitasi dan degradasi hutan.

Sebenarnya, babi berjanggut dapat hidup di lingkungan yang paling terdegradasi. Kemampuannya  beradaptasi dan menjadi pemakan segala menjauhkannya dari ambang kepunahan. Namun, fakta bahwa ia masih terancam menunjukkan bahwa degradasi hutan Kalimantan sudah parah.

Selain itu, ada beberapa warga lokal yang memburu babi berjanggut untuk dikonsumsi.