Tidak Dapat Mencium Bau dan Mengecap Rasa Bisa Menjadi Gejala COVID-19

By Daniel Kurniawan, Selasa, 24 Maret 2020 | 09:46 WIB
Foto ini diambil pada 3 Februari 2020, menunjukkan seorang dokter yang melihat hasil pindai paru-paru di zona karantina di Wuhan, Tiongkok, yang menjadi pusat wabah COVID-19. (STR/AFP/Getty Images via National Geographic)

Nationalgeographic.co.id - Para dokter di Amerika Serikat pada hari Minggu (22/3/2020) menyatakan bahwa keluhan hilangnya kemampuan mencium bau dan mengecap rasa dapat ditambahkan ke gejala COVID-19.

Dilansir dari CNN, American Academy of Otolaryngology-Head and Neck Surgery mengatakan gejala anosmia, atau berkurangnya indra penciuman, dan dysgeusia, atau masalah pada indra pengecap, harus diikutsertakan dalam identifikasi kemungkinan infeksi COVID-19.

"Anosmia, khususnya, telah terlihat pada pasien yang akhirnya dites positif untuk virus corona tanpa gejala lain," bunyi pernyataan di situs web akademi tersebut.

Gejala-gejala itu "memerlukan pertimbangan serius untuk melakukan isolasi diri dan tes COVID-19," imbuh mereka. 

Baca Juga: Berikut Sejumlah Pembaruan dari WHO Terkait Pandemi COVID-19

Pengumuman ini dibuat setelah ENT UK, sebuah organisasi profesional yang mewakili ahli bedah telinga, hidung dan tenggorokan (THT) di Inggris, mengatakan dalam sebuah pernyataan terpisah di situs webnya pada hari Sabtu bahwa anosmia dapat menjadi gejala lain infeksi pada novel coronavirus.

Sebelumnya, telah lama diketahui dalam literatur medis bahwa kehilangan indra penciuman yang tiba-tiba, atau anosmia, dapat dikaitkan dengan infeksi pernapasan tertentu.

"Oleh sebab itu, tidak mengherankan jika virus COVID-19 novel juga akan menyebabkan anosmia pada pasien yang terinfeksi," menurut pernyataan ENT UK.

Baca Juga: Kerja Dari Rumah Selama Wabah London, Newton Temukan Teori Gravitasi

"Sudah ada bukti yang jelas dari Korea Selatan, Tiongkok dan Italia bahwa sejumlah besar pasien dengan infeksi COVID-19 juga mengalami anosmia," ungkap mereka. 

"Di Jerman dilaporkan bahwa ada lebih dari 3 kasus yang dikonfirmasi memiliki anosmia. Di Korea Selatan, di mana pengujian telah lebih masif, 30% pasien dites positif mengalami anosmia sebagai gejala utama yang muncul."

Gangguan penciuman dan pengecap biasanya dirawat oleh ahli THT. Penilaian gangguan bau biasanya meliputi pemeriksaan fisik telinga, hidung dan tenggorok, ulasan tentang riwayat kesehatan Anda, tes penciuman, serta analisis lainnya.