Ilmuwan Temukan Mikrob yang Bisa Mengurai Sampah Plastik, Seperti Apa?

By Afkar Aristoteles Mukhaer, Selasa, 7 April 2020 | 13:52 WIB
Banyak sampah plastik masih belum terolah. (djedzura/Getty Images/iStockphoto)

Nationalgeographic.co.id - Sampah plastik menjadi masalah besar dalam lingkungan karena sulit terurai. Beberapa studi juga menyebutkan bahwa sampah plastik di laut dapat mencemari ekosistem yang ada di dalamnya.

Namun, saat ini, ada kabar baik. Para ilmuwan telah mengidentifikasi mikrob yang dapat membantu permasalahan daur ulang plastik. Mikrob tersebut adalah Pseudomonas sp. TDA 1 yang dapat mengunyah beberapa ikatan kimia plastik mengandung polimer atau poliuretan yang tidak bisa meleleh saat dipanaskan dan sulit dihancurkan.

Baca Juga: Bumi Kardus: Menjaga Bumi dengan Kreasi Daur Ulang Sampah Kardus

“Bakteri ini dapat menggunakan senyawa tersebut sebagai satu-satunya sumber karbon, nitrogen, dan energi,” kata Hermann Heipieper, ahli mikrobiologi dari Helmholtz Centre for Environmental Research-UFZ, Jerman.

“Penemuan ini merupakan langkah penting agar dapat menggunakan kembali produk poliuretan (PU) yang sulit didaur ulang,” imbuhnya.

Penelitian ini dilakukan pada tempat pembuangan limbah yang mengandung banyak plastik yang mulai rapuh. Para peneliti menganalisis genom dan melakukan percobaan lainnya untuk mengetahui kemampuan bakteri tersebut pada sampah.

Menurut para peneliti, Pseudomonas sp. TDA 1 berasal dari kelompok bakteri yang dapat mengolah senyawa organik beracun. Ia merupakan famili mikro-organisme ekstremofil, yang dapat bertahan hidup di tempat ekstrem di saat makhluk hidup lain tidak mampu.

Baca Juga: Ilmuwan Kembangkan AI yang Dapat Menerjemahkan Isi Otak Menjadi Teks 

Penemuan ini menjadi langkah awal dalam menangani permasalahan plastik daur ulang. Para peneliti berharap, bakteri Pseudomonas sp. TDA 1 dapat menjadi cara untuk menuntaskan perang melawan plastik yang sulit didaur ulang. 

Mereka menambahkan, perlu pemahaman lebih lanjut tentang proses penguraian biokimia agar dapat menggunakan bakteri tersebut dengan baik.

Hasil studi ini dipublikasikan pada jurnal Frontiers in Microbiology