Peneliti Prediksi Kehidupan Laut Bisa Kembali Pulih Pada 2050

By Aditya Driantama H, Jumat, 3 April 2020 | 10:34 WIB
Karang dan kehidupan laut di Raja Ampat, Papua Barat. (Zika Zakiya)

Nationalgeographic.co.id - Seperti yang kita ketahui, lautan saat ini sedang dalam kondisi mencemaskan. Polusi, perubahan iklim, penangkapan ikan berlebihan, dan kegiatan manusia lainnya dengan cepat mengubah lautan--membuat penghuninya sulit untuk bertahan hidup di dalamnya. 

Namun kini, ada kabar baik. Sebuah penelitian terbaru menunjukkan bahwa kemungkinan kondisi laut dapat pulih kembali pada 2050. Meski tidak mudah, tapi studi menunjukkan, pemulihan penuh bisa terjadi jika ada tindakan nyata secara global.

Baca Juga: 15 Cara Sederhana yang Bisa Dilakukan untuk Menjaga Kelestarian Bumi

Dalam studi yang dipublikasikan pada jurnal Eurekalert, Carlos Duart, peneliti dari Red Sea Research Center di King Abdullah University of Science and Technology, Arab Saudi, mengatakan bahwa kita semua memiliki kesempatan untuk mewariskan lautan yang sehat kepada anak cucu kita.

Jika gagal menerima tantangan ini, maka kita akan memberikan anak cucu kita sebuah lautan yang rusak yang tidak mampu mendukung kehidupan.

Kekayaan laut Papua Nugini. (Zika Zakiya)

Dipublikasikan dalam jurnal Nature, para ilmuwan kelautan internasional dari empat benua berbeda di 10 negara mencari cara memulihkan keanekaragaman hayati lautan dengan melihat dampak dari intervensi konservasi laut yang sebelumnya berhasil.

Hasilnya menunjukkan bahwa banyak spesies laut telah pulih berkat upaya pelestarian yang berhasil. Paus bungkuk dan anjing laut gajah utara misalnya, telah pulih dengan baik setelah adanya perlindungan.

Populasi anjing laut abu-abu telah meningkat lebih dari persen di Kanada bagian timur dan berang-berang Laut Selatan telah berkembang dari hanya beberapa lusin individu menjadi ribuan sejak tahun 1911. Penyu hijau juga telah meningkatkan populasi sarangnya sebesar 4-14 persen per tahun. 

Salah satu dampak pengasaman laut adalah karang yang memutih (bleaching). (Editor)

Baca Juga: Studi: Greenland Kehilangan 600 Miliar Ton Es Selama Musim Panas Lalu

Mengekang perubahan iklim adalah suatu keharusan. Jika kehidupan laut berhasil dibangun kembali, para peneliti berpendapat kita harus memenuhi tujuan dalam Perjanjian Paris. Ada juga perubahan kebijakan global yang bisa meniadakan masalah.

Sebagai contoh, peraturan yang ketat soal perburuan dan penangkapan ikan berlebihan dapat secara masif meningkatkan kembali populasi mereka.

Para ilmuwan juga menyerukan regulasi lebih ketat terhadap industri yang kerap menambang di laut dalam dan mendorong penambahan luas wilayah laut yang dilindungi.