Nationalgeographic.co.id - Seekor harimau di Kebun Binatang Bronx, New York, diketahui positif COVID-19, sementara enam kucing besar lainya menunjukan gejala yang konsisten terhadap penyakit yang sama menurut Departemen Pertanian Amerika Serikat.
Kepala Dokter Hewan Kebun Binatang Bronx mengaku bahwa ini kali pertama seekor binatang tertular COVID-19.
"Ini adalah pertama kalinya seekor satwa liar sakit karena COVID-19 dari manusia," kata Paul Calle, Kepala Dokter Hewan Kebun Binatang Bronx dilansir dari laman National Geographic (05/04/2020).
Baca Juga: Penemuan Unik, Hewan Ini Mampu Bernafas Tanpa Menghirup Oksigen
Harimau Melayu bernama Nadia ini kemungkinan tertular COVID-19 dari penjaga kebun binatang yang sebelumnya terinfeksi. Meskipun belum diketahui secara pasti, tapi Calle mengatakan bahwa itu adalah satu-satunya hal yang masuk akal mengingat kebun binatang sudah ditutup untuk pengunjung sejak 16 Maret lalu.
Setelah mengalami batuk kering pada akhir Maret lalu, Nadia dites pada 2 April 2020. Adik Nadia, dua harimau Siberia dan tiga singa Afrika juga menderita batuk dan kehilangan nafsu makan. Meskipun sisanya belum diuji apakah terinfeksi COVID-19 atau tidak.
Ketika Nadia mulai menunjukan gejala, tim dokter hewan melakukan sejumlah diagnostik dan pemeriksaan darah.
"Melihat apa yang sedang terjadi, kami tentu saja melakukan pengujian COVID-19," ucap Calle.
Tim mengambil sampel di kebun binatang setelah menenangkan Nadia. Mereka lalu mengirim sampel tersebut untuk pengujian ke Laboratorium Diagnostik New York di Universitas Cornell dan ke Laboratorium Diagnostik Hewan di Universitas Illionis.
Calle berkata bahwa banyak sekali pertanyaan yang belum bisa dijawab karena ini adalah kasus baru. Yang pasti, ia membagikan informasi kepada kebun binatang lain terkait hal-hal yang menyangkut virus corona dan hewan. Calle menduga, kasus lainnya mungkin akan bermunculan.
Kebun binatang di AS sendiri telah melakukan upaya ekstra untuk melindungi hewan-hewan mereka. Seperti kera besar yang dapat dengan mudah menangkap penyakit pernafasan dari manusia.
Baca Juga: Studi Ungkap Mamalia Liar Betina Hidup Lebih Lama Dibanding Pejantan
John Goodrich, Kepala Ilmuwan dan Direktur Program Harimau di Panthera mengungkapkan bahwa kondisi ini sangat memprihatinkan. Pasalnya, jika COVID-19 menyebabkan kematian signifikan pada populasi harimau, maka spesies yang jumlahnya sudah sangat sedikit ini bisa punah.
Sebelumnya, kasus infeksi COVID-19 juga pernah terjadi dari manusia ke hewan peliharaan. Yakni pada anjing Pomeranian dan German shepherd di Hong Kong, serta kucing domestik di Belgia.