Nationalgeographic.co.id - Harimau (Panthera tigris) akan mengalami kepunahan dalam satu dekade jika kita tidak melakukan apa pun untuk melindungnya.
"Sangat sulit membayangkan dunia tanpa harimau sama sekali. Apabila tidak segera bertindak, konsekuensinya bisa mengerikan," kata Howard Jones, CEO Born Free, badan amal untuk keberlangsungan hidup satwa liar.
Ini bukan pertama kalinya prediksi kepunahan harimau muncul. Kehidupan mereka sudah terancam selama beberapa waktu. Pada 2012, peneliti alam liar juga mengatakan bahwa Bumi akan kehilangan harimau dalam 12 tahun.
Baca Juga : 60% Tanaman Kopi Sedang Menghadapi Kepunahan, Apa Penyebabnya?
Menurut data dari World Wildlife Fund (WWF) dan Global Tiger Forum pada 2016, terjadi penurunan sebanyak 96% dalam 100 tahun terakhir. Jumlah harimau yang tadinya 100 ribu menjadi hanya 4.000 di awal abad ke-21.
Yang menyedihkan, keadaan tidak lebih baik sejak saat itu. Perburuan liar, penyelundupan, dan perusakan habitat semakin mengancam keberlangsungan hidup harimau.
IUCN Red List memasukkan harimau dalam kategori hewan terancam punah. Mereka memperkirakan, hanya ada 2.154 hingga 3.159 harimau dewasa yang tersisa di alam liar. Menurut IUCN, tren populasi menunjukkan bahwa jumlah hewan tersebut semakin menurun.
Baca Juga : Langka, Kadal Lidah Biru Berkepala Dua Ditemukan di Australia
Apa yang dikatakan Jones dan data-data di atas mungkin memang mengkhawatirkan, tapi harapan belum sepenuhnya hilang. Tahun lalu, studi lapangan yang dilakukan di Nepal, menemukan fakta bahwa jumlah harimau Bengal yang ada di sana meningkat dua kali lipat–dari 121 menjadi 235 ekor.
Para ahli berharap negara-negara di dunia mengikuti langkah Nepal untuk menjaga populasi harimau. Ini dilakukan agar dapat mencapai tujuan program TX2 dari WWF yang cukup ambisius untuk meningkatkan jumlah harimau menjadi 6.000 ekor pada 2022.
Source | : | IFL Science |
Penulis | : | Gita Laras Widyaningrum |
Editor | : | Gita Laras Widyaningrum |
KOMENTAR