Tiga Grafik Ungkap Bagaimana COVID-19 Memengaruhi Indsutri Pariwisata

By Fikri Muhammad, Selasa, 7 April 2020 | 09:23 WIB
Turis mengenakan masker di luar Coliseum di Roma pada 28 Februari 2020. ()

Nationalgeographic.co.id - Saat karantina wilayah ditetapkan dan berlanjut dari musim semi ke musim panas, industri maskapai merupakan pihak yang paling banyak mengalami kerugian--mencapai $250 miliar.

Berdasarkan pembatasan perjalanan dan perkiraan resesi global, International Air Transport Association (IATA) memperkirakan bahwa pendapatan industri transportasi udara global bisa turun hingga $252 miliar, 44 persen di bawah tahun 2019.

Baca Juga: Akibat Wabah COVID-19, Objek Wisata Yogyakarta Sepi Pengunjung

Berikut persentase perubahan pendapatan dari 2019 hingga 2020 per penumpang dan per kilometer yang dilansir dari laman National Geographic

MONICA SERRANO, NG STAF. SUMBER: IATA ()

Kemudian, hotel-hotel juga dalam masalah. Jutaan pekerjaan dan pendapatan menghilang dalam semalam.

Meski begitu, grafik menggambarkan bahwa tidak semua hotel-hotel di AS terpengaruh dengan cara yang sama. Hotel-hotel kelas atas yang lebih besar, cenderung mengadakan konvensi. Hotel di kota-kota besar dan resor juga mengalami penurunan yang lebih besar. 

Berikut grafik menurut kelas hotel mengenai penghasilan per perubahan presentase kamar yang tersedia per 7 Maret 2020.

MONICA SERRANO, NG STAFF. SOURCE: STR ()

Selanjutnya berdasarkan lokasi. Grafis penghasilan per perubahan presentasi kamar yang tersedia per 7 Maret 2020.

MONICA SERRANO, NG STAFF. Sumber: STR ()

Baca Juga: Karantina Hingga Vaksin, Inilah Akhir dari 5 Wabah Terparah di Dunia

Sementara itu di Tiongkok, terdapat secercah harapan. Setelah empat minggu, terdapat tanda-tanda pemulihan muncul di hotel-hotel mereka. 

MONICA SERRANO, NG STAF. SUMBER: STR ()