Peneliti Garap AI untuk Diagnosis COVID-19 Melalui Analisis Suara

By Fikri Muhammad, Kamis, 9 April 2020 | 10:01 WIB
ilustrasi medis dan AI ()

Nationalgeographic.co.id - Para peneliti dari Carnegie Mellon University sedang mengembangkan sistem analisis suara dengan kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) untuk mendiagnosis COVID-19.

AINEWS mengungkapkan bahwa pada sekarang ini, pemerintah di seluruh dunia sedang berlomba mendapatkan peralatan pengujian yang cukup dan efektif untuk mendiagnosis COVID-19. 

Jika penelitian ini berhasil, maka tes dapat dilakukan di rumah secara instan. Meskipun tidak seakurat tes darah dan swab, tapi ini dapat membantu sumber daya medis yang terbatas dan meminimalisir biaya.

Baca Juga: Konferensi Daring dan Video Call Menggunakan Aplikasi Zoom, Amankah?

Benjamin Striner, peneliti yang mengerjakan proyek ini, mengatakan bahwa banyak kompetisi diagnosis COVID-19, tapi tidak ada yang semurah diagnosis melalui suara.

"Ada beberapa yang cukup bagus yang sangat murah dan akurat. Meski begitu tidak ada yang semurah dan semudah ketika kita berbicara melalui telepon," ucap Striner dilansir dari laman AINEWS (01/04/2020).

Virus corona diketahui menyerang pernafasan. Oleh sebab itu, ia memengaruhi pola pernafasan dan parameter vital lainya.

Sistem AI ini mencoba menganalisis suara seseorang dan memberikan skor kemungkinan apakah individu memiliki corona, berdasarkan gejala yang diamati.

Saat ini, para peneliti meminta orang sehat dan terinfeksi untuk berbagi rekaman suara mereka untuk membantu meningkatkan algoritma.

Proses ini memakan waktu lima menit dan memerlukan tujuh langkah sebagai berikut.

  1. Mengirim informasi demografis dasar.
  2. Batuk tiga kali.
  3. Katakan "a" selama mungkin.
  4. Katakan "o" selama mungkin.
  5. Katakan "e" selama mungkin.
  6. Berhitung sampai 20.
  7. Mengucapkan alfabet.

Menurut peneliti, aplikasi ini masih dalam tahap awal dan belum disetujui oleh lembaga seperti FDA atau CDC. Itu juga tidak boleh digunakan sebagai pengganti tes pemeriksaan medis yang tepat jika pengguna khawatir memiliki COVID-19. 

Di sisi lain, metode dan alat baru pendeteksi virus corona berbasis AI tanpa tes darah dan swab telah diterapkan di Tiongkok. Kelangkaan tes COVID-19 dialami banyak negara di dunia. Tes melalui swab memang memilii tingkat akurasi yang tinggi namun memerlukan uji coba laboratorium untuk mengetahui hasilnya