Nationalgeographic.co.id - Penata rambut asal Kota Bogor, Herman Maulanasyah (40) tahu bahwa ia mungkin terlihat lucu dengan alat pelindung daruratnya. Akan tetapi, ia melihat itu sebagai secercah cara untuk membantu melindunginya dan pelanggannya dari COVID-19.
Dibalut lembaran plastik yang disatukan dengan selotip, kacamata motor offroad, masker gas, dan sarung tangan lateks, Herman tetap menyambut pelanggan di salonnya di kota Bogor, bahkan ketika virus menyebar ke seluruh daerah di Indonesia.
"Tolong jangan menilai, saya tidak membuatnya untuk bersenang-senang atau terlihat konyol, ini adalah bagaimana saya menunjukkan penghargaan saya kepada petugas kesehatan," kata Maulanasyah yang dikutip wawancara kontributor Reuters di Indonesia.
Baca Juga: Mengenang Glenn Fredly, Sang Abdi Lingkungan dan Pembawa Misi Kemanusiaan
Sebelum mulai memotong rambut, Maulanasyah menyemprotkan alat pelindung dan tangan pelanggannya dengan cairan pembersih.
Dia telah mengenakan perlengkapan selama dua minggu terakhir sebagai bagian dari upaya untuk memotong penyebaran dari penyakit pernapasan asal Wuhan itu, yang telah menginfeksi lebih dari 3.000 orang di Indonesia.
Petugas kesehatan di Indonesia telah membayar mahal, menurut Ikatan Dokter Indonesia (IDI), setidaknya 24 dokter meninggal karena penyakit ini. Dan di Jakarta sendiri tercatat sudah 130 tenaga medis yang terinfeksi.
Pemprov DKI tiga minggu sebelumnya telah menghimbau untuk memindahkan aktivitas bisnis dan sekolah ke rumah dalam upaya mengatasi virus dan berencana melakukan pembatasan sosial skala besar (PSBB) mulai esok hari, 10 April 2020.
Meskipun salon Herman berada di luar Jakarta, penghasilannya berkurang dari sekitar 500 ribu rupiah sehari menjadi 100 ribu rupiah.
Baca Juga: Penyebar Kebencian di Internet Cenderung Memiliki Sifat Psikopat
Pelanggannya, Abdul Rahman Fattah mengatakan dia merasa lebih aman memotong rambutnya dengan cara ini tetapi mengakui bahwa “APD” yang dikenakan oleh Herman membuat hasilnya tidak selalu sempurna.
Sebagai tindakan pencegahan lain, Herman hanya mengizinkan empat orang di salon dan memaksa semua orang untuk menjaga jarak.
"Ini untuk melindungi diri saya karena saya mempunyai keluarga, anak dan istri saya, oleh karena itu saya perlu memastikan keselamatan saya di tempat kerja karena saya tidak tahu apakah orang-orang yang datang ke sini terinfeksi atau tidak," tutupnya.