Peneliti Berlomba-lomba Membuat Vaksin Corona, Sudah Sejauh Apa Perkembangannya?

By Gita Laras Widyaningrum, Selasa, 14 April 2020 | 17:41 WIB
Ilustrasi virus corona yang menyerang organ tubuh ()
Perusahaan biotek Tiongkok, CanSino telah melakukan uji coba vaksin tahap dua terhadap manusia. Sementara perusahaan bioteknologi yang berbasis di Amerika Serikat, Inovio Pharmaceuticals dan Moderna, baru saja memulai pengujian pada manusia. 
 
Perusahaan besar seperti Johnson&Johnson serta Sanofi juga berpacu dengan waktu untuk mengembangkan vaksin.
 
Ilustrasi vaksin. (Guschenkova/Getty Images/iStockphoto)
 
Anthony Fauci, direktur US National Institute of Allergy and Infectious Diseases, menyatakan bahwa AS masih membutuhkan setidaknya 12-18 bulan untuk menemukan vaksin virus corona. Namun, para ahli mengingatkan, memaksakan diri untuk mencapai tenggat waktu tersebut dapat berisiko menjadi bumerang. 
 
Vaksin baru biasanya perlu dites terlebih dulu di laboratorium, dilanjutkan pada hewan, kemudian pada kelompok kecil manusia untuk menguji keamanannya. Jika cocok, maka tes baru dilakukan pada kelompok besar untuk melihat apakah vaksin tersebut benar-benar ampuh mencegah penyakit. 
 
Para ahli khawatir, melewati salah satu dari langkah-langkah di atas bisa memberikan risiko yang tidak diinginkan. 
 
Baca Juga: Plasma dari Penyintas COVID-19 Ampuh Obati Pasien dengan Gejala Parah?
 
Peter Hotez, dekan National School of Tropical Medicine di Baylor College of Medicine, menyatakan bahwa banyak pembuat obat yang melewati tahap pengujian pada hewan demi membuat vaksin virus corona yang cepat. 
 
"Saya mengerti pentingnya mempercepat batas waktu pembuatan vaksin. Namun, dari yang saya tahu, itu bukan keputusan yang baik," pungkas Hotez.