Fosil Kumbang dengan Kristal Fotonik Ungkap Evolusi Struktur Warna

By Aditya Driantama H, Jumat, 17 April 2020 | 13:41 WIB
Rekonstruksi salah satu kumbang yang terfosilisasi berumur 13.000 tahun, yang ditemukan di sedimen danau di Swiss. Warna yang dihasilkan bukan dari pigmen, tetapi dari struktur yang disebut kristal fotonik. (University of Cork)

Nationalgeographic.co.id - Kumbang berwarna biru-hijau yang menakjubkan telah ditemukan di sedimen danau Swiss dengan usia 13 ribu tahun. Warnanya lebih jelas daripada pigmen karena warna tersebut didasarkan pada kristal fotonik.

Serangga hidup telah mengadopsi teknik yang sama untuk menghasilkan warna yang menarik, tetapi spesimen yang baru ditemukan ini tampaknya menggunakannya untuk bersembunyi, bukan untuk menonjol. Hal ini menunjukkan sesuatu yang menarik tentang evolusi sifat tersebut.

Baca Juga: Delapan Hewan yang Ahli dalam Menjaga Jarak Sosial, Apa Saja?

Bagi sebagian besar hewan, pewarnaan berkaitan dengan masalah menyerap sebagian besar spektrum cahaya tampak, sambil memantulkan pita sempit yang mewakili warna tertentu. Namun, beberapa menggunakan pewarnaan struktural dengan memantulkan fitur lampu mati dengan ukuran yang sama dengan panjang gelombang cahaya yang tampak, menciptakan interaksi yang menghasilkan warna yang lebih terang.

Beberapa menggunakan reflektor yang relatif sederhana, sementara yang lain (termasuk beberapa kupu-kupu, kumbang, dan kumbang panjang) telah mengembangkan arsitektur tiga dimensi yang sangat teratur, yang dikenal sebagai kristal fotonik atau berlian.

Dua kumbang yang digali dari lumpur di dasar Danau Lobsigensee menunjukkan sifat yang sama. Penelitian ini mengarahkan Luke McDonald dari University College Cork untuk mempelajari mereka dengan mikroskop elektron.

Gambar struktur dari kembang warna dengan menggunakan mikroskop. ()

Meskipun serangga hidup menggunakan teknik yang sama, ini menghasilkan penampilan yang berguna selama musim kawin atau untuk membingungkan predator. Masuk akal bahwa hewan ini berharap untuk menarik pasangan dengan menjadi seterang mungkin. Di sisi lain, warna-warni itu sendiri bisa membingungkan, cocok untuk mengelabui predator. 

Namun, dalam jurnal yang dipublikasikan dalam Biology Letters, Luke dan rekan-rekannya menilai bahwa tampaknya kumbang modern berhasil memiliki teknik ini melalui jalur yang mengejutkan.

"Catatan fosil berpotensi menjadi harta karun informasi tentang evolusi struktur ini, tetapi sebagian besar merupakan sumber daya yang belum dimanfaatkan," kata peneliti senior Maria McNamara.

Mengenai latar belakang hijau dan coklat tempat serangga ini hidup, warna yang ditemukan peneliti dinilai berfungsi sebagai kamuflase. 

Baca Juga: Pertama Kalinya, Macan Kumbang Florida Terekam Sedang Berebut Wilayah