Dapatkah Seseorang Berpuasa Saat Mengalami Gejala COVID-19?

By Fikri Muhammad, Senin, 27 April 2020 | 09:19 WIB
Ketika puasa Ramadan, tubuh tidak mendapat asupan makanan dan minuman selama lebih dari 12 jam. (Getty Images)

Nationalgeographic.co.id - Dalam semua kasus, penting untuk mencari nasihat medis dari dokter Anda.

Menurut Al-Qur'an, orang sakit dibebaskan dari puasa dan dapat menebus puasa yang terlewat dalam waktu satu tahun setelah Ramadan. Para wanita lanjut usia, wanita hamil dan menyusui juga diizinkan tidak berpuasa.

Karena itu, Ketua Sisters in Islam, Rozana mengatakan bahwa jika Anda mengalami gejala virus corona yang serius, disarankan untuk tidak berpuasa.

"Dalam Islam, sangat jelas tentang siapa yang harus berpuasa dan siapa yang dibebaskan dari puasa, terutama mereka yang mengalami penyakit tertentu. Dan saya pikir, gejala-gejala virus corona itu tidak terdengar seperti penyakit ringan," kata Rozana di laman Al-Jazeera.

Baca Juga: Inggris Mulai Lakukan Uji Coba Perawatan dengan Plasma Penyintas

Jika seseorang tidak berada di bawah pengawasan dokter dan tidak menderita batuk serta influenza yang serius, seseorang dapat tetap berpuasa menurut Aiasha Amir, seorang instruktur muslim dan motivator asal Pakistan

"Itu tergantung pada kekebalan orang tersebut, apakah gejala ringan seperti batuk dan flu biasa dapat ditanggung dan tidak menimbulkan bahaya bagi kehidupan. Teruskan puasa selama itu tidak memengaruhi kesehatan fisik Anda," katanya.

Menurut WHO dan para ahli kesehatan, orang-orang disarankan untuk minum banyak air untuk menjaga tenggorokan dan saluran pernapasan tetap lembab.

Pakar kesehatan mengatakan, air minum mencegah dehidrasi, tetapi itu tidak akan mencegah siapa pun terkena virus corona.

Baca Juga: Memasuki Bulan Ramadan, Ini Kiat Tetap Sehat dan Bugar Selama Berpuasa

William Schaffner, seorang ahli penyakit menular di Universitas Vanderbilt, mengatakan para profesional medis biasanya merekomendasikan untuk menjaga asupan cairan ketika sakit. Namun, minum lebih banyak air tidak akan mencegah orang dari tangkapan virus.

"Kami selalu memperingatkan siapa pun yang sehat dan orang sakit untuk menjaga asupan cairan dan menjaga selaput lendir tetap lembab. Itu membuat seseorang merasa lebih baik; tetapi tidak ada indikasi yang jelas bahwa itu secara langsung melindungi terhadap komplikasi," demikian ungkap Dr. Schaffner pada laman Gulf News.

Dokter memperingatkan agar tidak percaya pada saran yang disebarkan pengguna media sosial dan yang mereka buat sendiri terkait cara untuk mencegah virus.