Nationalgeographic.co.id - Pada awal April silam, seekor harimau malaya betina bernama Nadia tiba-tiba mendunia. Penghuni Kebun Binatang Bronx, New York, itu diketahui positif COVID-19. Malangnya, enam kucing besar lainya pun menunjukan gejala yang sama. Sering bersin dan nafsu makan yang menurun. Pengelola kebun binatang itu menduga bahwa kucing-kucing besar itu tertular virus dari petugas yang menjaga dan merwatnya.
Kejadian ini merupakan kasus pertama di dunia untuk harimau yang terinfeksi virus Corona. Kita pun teringat Felidae, keluarga kucing-kucingan, yang di dalamnya terdapat rumpun kucing besar dan kucing rumah. Pertanyaan yang muncul segera dalam benak kita, apakah COVID-19 menjangkiti kucing rumah kita? Seketika New York dan Jakarta pun seolah tak berjarak.
National Geographic Indonesia menggelar program acara diskusi daring Bincang Redaksi pada 10 April 2020. Tajuknya, "Covid-19 dan Aum Harimau: Akankah virus itu menginfeski kucing besar dan kucing rumah di Indonesia?"
Diskusi ini menghadirkan dua narasumber. Pertama, Ligaya Tumbelaka, pakar biologi reproduksi dari IPB University dan studbook keeper nasional untuk harimau sumatra. Kedua, Joko Pamungkas, pakar virologi dan kesehatan primata di University IPB.
Baca Juga: Harimau di AS Positif COVID-19, Kasus Pertama Pada Satwa Kebun Binatang
Joko memulai pemaparannya tentang zoonosis, yaitu penyakit yang ditularkan dari satwa ke manusia, atau sebaliknya. Pola penularannya terdiri dua macam yakni anthropozoonosis atau penularan penyakit dari manusia ke hewan, sedangkan zooanthroponosis atau penularan penyakit dari hewan ke manusia.
Apakah ada kemungkinan virus Nadia menular ke manusia?
Joko mengungkapkan bahwa sejauh ini tidak ada coronavirus yang menginfeksi Felidae memiliki kemampuan menginfeksi manusia. Virus itu harus memiliki inang yang khas untuk bisa menginfeksi manusia.
Joko belum dapat memastikan bagaimana persisnya Nadia bisa terlular oleh manusia. Namun, menurutnya, kasus ini merupakan kasus anthropozoonis COVID-19 pada kucing besar yang pertama.
Tes COVID-19 pada satwa berbeda dengan manusia. Metode pada satwa ialah dengan metode molekuler. "Ada 6-7 metode yang disetujui untuk tes COVID-19 kepada hewan," kata Joko. "Metode ini menggunakan metode molekuler. Berbeda dengan tes cepat COVID-19 untuk manusia, hewan tidak memerlukan tes antibodi."
Baca Juga: Peneliti Ungkap 42 Persen Hewan di Kebun Binatang Idap Toksoplasma
United States Department of Agriculture telah mengkonfirmasi SARS-CoV-2 pada seekor harimau di kebun binatang di New York. Setelah beberapa singa dan harimau di kebun binatang itu menunjukkan gejala penyakit pernapasan, sampel dari harimau diambil dan diuji.
Source | : | FORUM BINCANG REDAKSI: COVID-19 DAN AUM HARIMAU |
Penulis | : | Fikri Muhammad |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR