Mimpi dan Harapan Ranitya Nurlita, Pegiat yang Aktif di Lingkungan

By Fikri Muhammad, Minggu, 26 April 2020 | 12:04 WIB
Ranitya Nurlita ()

Nationalgeographic.co.id— Indonesia saat ini sedang menikmati bonus demografi. Indonesia akan memiliki populasi produktif, 15 - 64 tahun, yang proporsinya signifikan. Perkiraan Badan Pusat Statistik, bonus demografi ini akan berakhir pada tahun 2045. Jadi sekaranglah kesempatan bagi Indonesia dalam peningkatan sumber daya manusia—atau negeri ini akan kehilangan potensi perubahan yang lebih baik.

National Geographic Indonesia dan Saya Pilih Bumi sepanjang tahun ini menggelar kampanye #PerempuanUntukPerubahan dan #BerbagiCerita. Gagasan baru ini dikemas dalam diskusi daring bertajuk "Inspirasi Perempuan Perubahan Lingkungan" pada 25-26 April 2020. Sepanjang dua hari itu, enam perempuan  bercerita tentang gagasan dan upayanya mewujudkan Bumi yang lebih baik.

Sesi ketiga bincang daring itu menampilkan Ranitya Nurlita, yang bertajuk AMDAL—Anak Muda dan Lingkungan. Pemantik diskusi dalam sesi ini adalah Titania Febrianti, Contributing Editor di National Geographic Indonesia. 

Model Board Game Sahabat Alam oleh Ranitya Nurita (Sahabat Kita), Ferdian Kelana (Replay Indonesia) dan Fabianus Bayu. Sahabat Alam merupakan board game edukasi untuk meningkatkan kesadaran tentang gaya hidup lingkungan dan mendukung tujuan pembangunan berkelanjutan. (Ranitya Nurita)

Ranitya Nurlita merupakan Penggiat Lingkugan dan saat ini aktif sebagai Founder of Waste Solution Hub. Kata Nurlita, anak muda harus memberikan dampak terutama pada lingkungan. Dia pernah terlibat di Asean Reusable Bag Campaign sejarahnya berawal dari dana hibah. ASEAN Reusable Bag Campaign (ASEAN RBC) dimulai pada tahun 2015 di Jakarta Indonesia, Malaysia (Kuching dan Kuala Lumpur), dan Filipina (Davao).

Masalah lingkungan sangat banyak, seperti perubahan iklim, penebangan pohon, pencemaran air, udara, tanah dan laut. Ranitya mempertanyakan mengapa lingkungan itu unik. Dia mencatat bahwa inspirasi datang dari konteks seperti Amerika Serikat, di mana tas daur ulang tersedia, pola pikir masyarakat yang ramah lingkungan dan di mana konsumen sering harus membayar kantong plastik baru jika tidak membawa kantong.

Tujuan ASEAN RBC untuk meningkatkan kesadaran tentang perlindungan lingkungan, untuk mengurangi penggunaan kantong plastik, dan untuk mempromosikan penggunaan tas yang dapat digunakan kembali sebagai bagian dari gaya hidup hijau. Kampanye ini terdiri dari beberapa kegiatan: Reusable Bag Goes to Road, Reusable Bag Goes to Campus, Reusable Bag Goes to School, ASEAN Reusable Bag Education Forum, dan Kewirausahaan Sosial Inovatif-Eco Lifestyle Bag.

Tim Wastehub.id dan relawan saat mengelola sampah kegiatan pameran. (Waste Solution Hub)

ASEAN RBC mendorong kewirausahaan kaum muda, telah menjual tas dalam berbagai ukuran dan jumlah tas yang diproduksi adalah 7.549 buah. Lebih dari 10.000 orang mendapat informasi dari kampanye ini.

Bagi Ranitya, kolaborasi dengan pemuda ASEAN sangat penting dengan melakukan kolaborasi dengan berbagai pihak. Pada 2017, Ranitya memprakarsai “Sahabat Alam” (SALAM) the Board Game. Salam Board Game adalah permainan papan edukasi (boardgame) untuk meningkatkan kesadaran tentang gaya hidup lingkungan sehari-hari bekerjasama dengan Replay Indonesia (Komunitas permainan papan) dan Shirohyde.

Nurlita bekerja purnawaktu di perusahaan Thailand dan aktif di bidang lingkungan, yang mengembangkan berbagai kampanye penggunaan ulang tas yang kita pakai dan pengelolaan sampah yang terintegrasi yang bernama Waste Solution Hub.

National Geographic Indonesia dan Saya Pilih Bumi sepanjang tahun ini menggelar kampanye #PerempuanUntukPerubahan dan #BerbagiCerita. Gagasan baru ini dikemas dalam diskusi daring bertajuk "Inspirasi Perempuan untuk Perubahan Lingkungan" pada 25-26 April 2020. (National Geographic Indonesia)