Meniru Gaya Hidup Nol Sampah Tanpa Menggurui Ala Maurilla Imron

By Fikri Muhammad, Minggu, 26 April 2020 | 16:50 WIB
Maurilla Imron ()

Nationalgeographic.co.id— "Kita tidak bisa hidup tanpa plastik, semua hal mengandung partikel plastik. Namun kita menggunakan cara berpikir kita agar sepintar mungkin menggunakan plastik," tutur Maurilla Imron. 

Maurilla adalah seorang Content Creator, Founder Zero Waste Indonesia (ZWID), sekaligus ibu rumah tangga. Sebelumnya ia bekerja di perusahaan busana selama lima tahun di luar negeri dan baru pindah ke Indonesia pada dua tahun lalu.

ZWID merupakan sebuah komunitas berbasis daring yang didirikan oleh Maurilla dan rekanya Kirana Agustina sejak 2018. Tujuan komunitas ini ialah megajak masyarakat Indonesia untuk menjalani gaya hidup nol sampah.

Komunitas ini juga memberikan kiat-kiat gaya hidup nol sampah yang bermanfaat serta memberikan informasi tentang penanggulangan limbah dan keterkaitanya dengan lingkungan hidup.

National Geographic Indonesia dan Saya Pilih Bumi sepanjang tahun ini menggelar kampanye #PerempuanUntukPerubahan dan #BerbagiCerita. Gagasan baru ini dikemas dalam diskusi daring bertajuk "Inspirasi Perempuan untuk Perubahan Lingkungan" pada 25-26 April 2020. Sepanjang dua hari itu, enam perempuan akan bercerita tentang gagasan dan upayanya mewujudkan Bumi yang lebih baik.

Bertatap muka dengan teman-teman komunitas online Zero Waste Indonesia di Jakarta. Mereka menonton bersama film Pulau Plastik dan mengundang pembicara dari sisi konsumen, pemerintah, media, dan komunitas. (Zerowaste.id)

Pada 26 April, Mauriilla berbagi cerita kepada Sobat Bumi—sapaan akrab peserta kampanye Saya Pilih Bumi. Pemantik diskusinya, Gita Laras Widyaningrum, jurnalis National Geographic Indonesia.

Maurilla, yang saat ini masih di Den Haag, adalah salah satu dari enam perempuan inspiratif itu. Sejatinya, dia mengungkapkan tidak memiliki latar belakang lingkungan untuk menyuarakan gaya hidup nol sampah.

Cerita itu dimulai pada 2017, saat dirinya mendapatkan titik balik akan kesadaran alam karena melihat video seorang penyelam di Nusa Penida Bali yang merekam sampah plastik bertebaran di lingkungan. 

"Aku nggak nyangka tempat yang dibilang paradise ternyata penuh dengan sampah. Itu adalah hal yang membuatku harus melakukan sesuatu," ucap Mauril.

Gaya hidup nol sampah bertujuan untuk meminimalkan sampah yang dihasilkan oleh tiap individu. Agar tidak berakhir di TPA, laut, atau tempat pembakaran.

Maurilla mengatakan harus ada pola pikir baru untuk menyederhanakan diri sendiri pada gaya hidup ini. Kita harus berfokus pada hal yang terkontrol.