Nationalgeographic.co.id – Masyarakat pedalaman Amazon yang hidup dalam kemiskinan mengatakan bahwa hampir setiap hari mereka kelaparan meski tinggal di salah satu ekosistem dengan keanekaragaman hayati paling tinggi di dunia.
Kelompok masyarakat Ribeirinhos berada di antara orang-orang termiskin di Brasil. Mereka sangat bergantung pada kegiatan berburu dan memancing untuk mendukung gaya hidup terisolasi mereka.
Anggota masyarakat ini tinggai di sekitar sungai Purus, salah satu “ekosistem musiman” yang mengalami variasi level air tertinggi di planet ini setiap tahunnya. Saat musim banjir, petak hutan juga terendam—menyebabkan ikan menjadi sulit ditangkap.
Baca Juga: Akibat Pandemi COVID-19, 1,6 Miliar Pekerja Kehilangan Mata Pencaharian
Para peneliti yang mempelajari kelompok tersebut mengatakan bahwa hal ini merupakan paradoks: tentang orang-orang yang tinggal di hutan yang memiliki kekayaan biologis, tapi terancam dengan kerentanan pangan.
Untuk mengumpulkan data terkait memancing, berburu, dan persepsi terhadap keamanan pangan, tim ilmuwan internasional pun mewawancarai 550 rumah tangga pada 22 kelompok masyarakat yang membentang lebih dari 1.200 kilometer di sepanjang sungai. Setiap kelompok ini hidup berjarak 13 kilometer antara satu sama lain.
Menurut temuan yang dipublikasikan pada British Ecological Society, selama musim air tinggi, tingkat penangkapan ikan 73% lebih rendah. Kemungkinan mereka tidak makan seharian, empat kali lipat lebih tinggi dibanding musim air rendah. Setidaknya, sepertiga rumah tangga melaporkan bahwa mereka bisa tidak makan sama sekali. Selama musim banjir, responden penelitian juga lebih sering makan daging yang akhirnya meningkatkan “angka perburuan hewan darat”.
Para ahli awalnya berpikir bahwa area tropis menyediakan sumber makanan yang cukup, tapi ternyata ketahanan pangan sangat bergantung pada “akses yang stabil ke makanan”. Variasi musiman yang terjadi pada masyarakat Ribeirinhos dapat menjelaskan mengapa mereka yang hidup di sekitar Amazon mengalami kekurangan gizi—terutama wanita hamil dan anak-anak.
Baca Juga: Menggambar Bisa Bantu Redakan Stres, Ini Penjelasan Ahli Terapi
“Studi ini menyoroti bagaimana banjir musimam menyebabkan kerentanan pangan yang parah pada orang-orang yang bergantung pada kehidupan liar, meskipun mereka hidup di daerah dengan kekayaan alam melimpah,” kara Daniel Tregidgo, pemimpin penelitian dari Federal University of Lavras di Brasil.
“Ketidakstabilan ini berbahaya dan berpotensi buruk pada kesehatan manusia,” pungkasnya.