Berpikir Sebagai Predator untuk Selamatkan Hewan-Hewan Ternak

By Fikri Muhammad, Senin, 18 Mei 2020 | 18:43 WIB
Serigala (Lutfi Fauziah)

Nationalgeographic.co.id - Untuk predator seperti serigala, macan gunung, dan macan tutul salju, seekor sapi atau domba yang pergi ke padang rumput bisa menjadi makanan yang enak untuk disantap.

Ketika hewan liar memakan ternak, peternak kehilangan makanan atau pendapatan yang menyebabkan trauma. Manusia telah berjuang untuk mengurangi hilangnya ternak karena predator, tapi solusinya sulit untuk dipahami.

Baca Juga: Darling Pea, Tanaman Bak Narkoba Bagi Domba dan Hewan Ternak

Sebuah studi baru yang dipimpin oleh para peneliti di University of California, Berkeley, mencoba memecahkan masalah tersebut dan mengharuskan kita kembali ke Ekologi 101. Yakni dengan secara efektif mengurangi pertemuan antara mangsa domestik dan predator liar, membutuhkan mengetahui prinsip-prinsip yang mengatur interaksi ekologis di antara para pemain ini dan lanskap sekitarnya.

Sederhananya, coba masuk ke pikiran predator--mempertimbangkan bagaimana mereka berburu, memperhatikan perilaku mangsa mereka dan bagaimana berinteraksi dengan lanskap di sekitarnya. Hal itu akan membantu petani mencegah predator liar memangsa ternak yang berharga.

"Inti masalahnya adalah tindakan ekologis: predasi," ucap Christine Wilkinson, seorang mahasiswa pascasarjana dalam ilmu lingkungan, kebijakan dan manajemen di UC Berkeley di halaman sciencedaily (14/05/2020).

Beragam tindak pencegahan bisa dilakukan untuk menangkal predator. Seperti anjing penjaga, lampu, pagar listrik atau bendera berwarna cerah yang dapat menjaga predator untuk tetap berada di tempatnya.

Strategi lain, seperti memindahkan ternak secara teratur ke padang rumput yang berbeda atau menyimpannya di dalam kandang di malam hari, dapat mempersulit predator untuk menemukan dan memburu mereka.

Namun, dengan teknik yang sama, mencegah serigala memakan domba di lembah berbatu di Idaho mungkin tidak seefektif mencegah macan tutul salju membunuh hewan ternak di dataran tinggi Himalaya.

Kita bisa mempertimbangkan kerangka kerja ekologi karnivora atau predator, ekologi ternak, dan bagaimana kedua spesies berinteraksi dengan lanskap di sekitar mereka.

"Dengan mengetahui cerita ekologis lengkap, kita dapat mengotak-atik alat dalam kit manajemen kita untuk menjaga predator dan ternak tetap aman," kata ilmuwan satwa liar senior Jennie Miller.

Baca Juga: Ilmuwan: Hutan Amazon Bisa Menjadi Pusat Pandemi Virus Selanjutnya