Daur Ulang Baju Wisuda Sebagai APD, Beramal Membantu Tenaga Medis

By Fikri Muhammad, Rabu, 27 Mei 2020 | 15:27 WIB
Nathaniel Moore mengenakan toganya di luar University of Vermont Medical Center di Burlington, Vermont. ()

Nationalgeographic.co.id - Nathaniel Moore (30), lulusan baru MBA dari Universitas Vermont, adalah salah satu di antara ribuan yang berpartisipasi dalam upacara kelulusan virtual tahun ini akibat COVID-19.

Tak mau membiarkan gaun kelulusannya menjadi sia-sia, Moore, yang merupakan asisten dokter, memutuskan untuk menggunakan kembali gaun itu sebagai alat pelindung diri bagi pekerja kesehatan garis depan yang memerangi pandemi corona. 

Keputusan itu menginspirasi Moore untuk meluncurkan Gowns 4 Good, sebuah inisiatif yang mengumpulkan dan menggunakan menggunakan kembali gaun kelulusan sebagai APD.

Baca Juga: Akhir Karantina Italia, Mengapa Kita Bisa Berkaca Pada Pengalamannya?

"Gaun-gaun itu jelas menandakan waktu yang monumental dalam kehidupan para sarjana," kata Moore kepada CNN (25/05/2020), "tetapi apa gunanya gaun Anda jika hanya tergantung di lemari Anda selama bertahun-tahun dan berdebu?  Padahal itu bisa memiliki dampak langsung dalam kehidupan orang lain?"

Hanya dalam waktu satu bulan, Moore telah mengumpulkan lebih dari 10.000 gaun. 

Sumbangan gaun kelulusan mengalir dari seluruh AS. ()

Untuk mempromosikan inisiatif ini, Moore menggunakan slogan "Pakai Topi, Donasi Gaun" yang menghiasi topi para wisudawan untuk meningkatkan kesadaran yang lainnya.

"Kami ingin mereka menjaga topi wisudanya," kata Moore. "Tapi sesuatu yang hebat bisa tercipta dari gaun  wisuda mereka."

Tanggapannya luar biasa, kata Moore, kotak pos apartemenya dibanjiri dengan gaun sumbangan. Dia memulai penggalangan dana GoFundMe untuk membantu membayar pengiriman, dan pengecer seperti Graduation Source dan Cooper Cap and Gown yang juga menyumbangkan 2.700 gaun untuk tujuan tersebut.

Baca Juga: Bagaimana Strategi Berkuliah di Luar Negeri Ketika Masa Pandemi?

Dia juga ingat seorang ibu yang menyumbangkan gaun putranya, yang dipegangnya selama dua tahun setelah kematian sang anak karena kecelakaan mobil.

"Dia berkata, 'tidak ada cara yang lebih baik untuk menghormati dan menandakan hidup anaknya daripada menyumbangkan gaunnya untuk membantu melindungi pekerja perawatan kesehatan.'"

Moore berharap orang lain akan mempertimbangkan untuk menyumbangkan pakaian akademik mereka untuk tujuan tersebut.