Nationalgeographic.co.id - Masker kain, baik yang dibuat sendiri atau beli, dapat membantu mencegah penyebaran novel coronavirus pada situasi di mana physical distancing sulit dilakukan.
Laporan WHO yang baru dipublikasikan, menjelaskan tentang jenis masker kain yang efektif. Mereka mengatakan, itu harus memiliki tiga lapis: lapisan dalam yang dapat menyerap, lapisan tengah yang berfungsi sebagai filter, dan lapisan terluar yang terbuat dari bahan nonpenyerap seperti poliester.
Menurut Maria D. Van Kerkhove, ahli epidemiologi sekaligus pemimpin teknis COVID-19 dari WHO, lapisan-lapisan tersebut dapat “menjadi penghalang mekanik” virus corona. Ia menambahkan, panduan ini dibuat berdasarkan penelitian terbaru yang dilakukan WHO.
Baca Juga: Apakah Berjalan Kaki Sama Efektifnya dengan Kafein dalam Meningkatkan Energi?
Selain itu, Tedros Adhanom Ghebreyesus, Direktur Jenderal WHO, mengatakan masker kain juga harus dibersihkan dan digunakan dengan benar, mengingat tangan yang terkontaminasi dapat menginfeksi seseorang saat membetulkan atau melepas masker.
Pedoman yang diperbarui ini juga meminta orang-orang yang bekerja di lingkungan yang rentan dengan penyebaran virus corona untuk mengenakan masker medis—meskipun mereka tidak memiliki kontak langsung dengan pasien COVID-19.
“Sebagai contoh, ketika dokter mengunjungi unit perawatan kardiologi atau paliatif, meskipun tidak ada pasien COVID-19 yang terkonfirmasi, mereka harus tetap memakai masker medis,” papar Tedros.
WHO menegaskan, di wilayah-wilayah dengan tingkat risiko transmisi yang tinggi di mana pengaturan jarak fisik sulit dilakukan, seperti di transportasi umum atau ruang publik lainnya, pemerintah harus mendorong masyarakat untuk mengenakan masker.
Masker saja tidak dapat mengalahkan virus
Yang tidak berubah dari pedoman terbaru WHO ini adalah bahwa orang yang memiliki gejala COVID-19 harus tetap berada di rumah, berkonsultasi dengan petugas medis, mencari perawatan jika dibutuhkan, dan yang paling penting adalah mengisolasi dirinya sendiri serta menghindari kontak dengan orang lain.
“Jika memang benar-benar harus keluar rumah, orang sakit tersebut harus mengenakan masker medis,” kata Tedros.