Leonardo da Vinci Ubah Pemetaan dari Seni Menjadi Sains

By Fikri Muhammad, Senin, 15 Juni 2020 | 11:23 WIB
Peta Leonardo da Vinci ()

Nationalgeographic.co.id - Pada awal abad ke-16, Leonardo da Vinci kembali ke Florence setelah hampir dua dekade bekerja di Ludovico Sforza, Milan.

Mendekati usia 50, Leonardo sudah terkenal karena kejeniusan ilmiah dan pencapaian artistiknya, termasuk desain ketapel inovatif sekitar 1485 dan lukisan dinding The Last Supper (1495-98).

Dengan menggabungkan kepraktisan dan pengamatan, Leonardo menerapkan prinsip sapere vedere atau 'mengetahui cara melihat' ke dalam banyak bidang penelitian manusia yang menuntunnya.

Baca Juga: Mengenang Bencana Beruntun Di Balik Penemuan Batu Bata LEGO

Cesare Borgia, putra ambisius dari Paus Alexander VI, memberikan tugas pertama kepada Leonardo, yakni membuat peta kota Imola, dekat Bologna.

Borgia telah merebut kota itu pada tahun 1499, sebagai penaklukan utama komandan muda yang karismatik. Mengontrol kota akan membutuhkan pemahaman geografi dan tengara dan Borgia menginginkan peta dari pikiran brilian Leonardo. 

Pada abad ke-16, peta kota cenderung bersifat simbolis, dengan menggembungkan ukuran bangunan keagamaan. Peta "Rencana Imola" Leonardo secara radikal memutuskan tradisi tersebut. Leonardo bermaksud untuk untuk mencerminkan kenyataan di lapangan dan menyediakan peta yang lebih praktis untuk digunakan.

Leonardo menerapkan teknik pemetaan yang dikembangkan oleh humanis Florentine Leon Battista Alberti, yang mengusulkan bahwa sebuah kota dapat dipetakan menggunakan koordinat kutub. Dimulai dengan teknik Alberti, Leonardo mengadaptasinya untuk menangkap jarak, proporsi, dan hubungan antar fitur yang lebih akurat.

Piazza kota ditetapkan di tengah-tengah skala dan delapan arah utama kompas memancar keluar dari itu. Sejarawan percaya bahwa Leonardo mengumpulkan data di tanah dengan mulai dari titik pusat ini dan kemudian menggunakan kompas dan odometer untuk mengukur jalan dan landmark. Dengan menggunakan geometri, ia kemudian dapat mengisi sisa peta. 

Baca Juga: Pro Kontra Pembangkit Listrik Tenaga Surya Terbesar di Inggris

Teknik-teknik Leonardo dalam membuat peta pertama menggunakan data secara akurat--menunjukkan "kota yang rata" seperti terlihat dari atas, yang oleh para kartografer di masa kini disebut peta ichnografis, mungkin jenis peta paling akrab digunakan saat ini.

Pengukuran ala Leonardo masih bertahan. Menurut sejarawan, peta "Rencana Imola" masih dapat digunakan untuk menggambar kota dalam lima abad mendatang.