Keindahan Migrasi Puluhan Ribu Penyu yang Tertangkap Kamera Drone

By Gita Laras Widyaningrum, Selasa, 16 Juni 2020 | 09:23 WIB
Penyu hijau <i>(Chelonia mydas)</i> di perairan Kona, Hawaii. (Lutfi Fauziah)

Nationalgeographic.co.id – Sekitar 64 ribu penyu hijau yang terancam punah tertangkap kamera sedang bermigrasi di Pulau Raine, Australia—penangkaran penyu hijau terbesar di dunia.

Fenomena tersebut direkam pada 2019 lalu sebagai bagian dari Raine Island Recovery Project, sebuah upaya yang didekasikan untuk melestarikan karang yang terpencil. Para peneliti bekerja sama untuk membangun kembali pantai agar para penyu bisa bersarang dengan tenang. Mereka juga memasang pagar untuk mencegah kematian penyu. Diketahui bahwa sekitar 60 ribu penyu hijau betina datang ke wilayah tersebut setiap tahun untuk bertelur dan menciptakan fenomena “migrasi hewan terbesar” di dunia.

Baca Juga: Warna di Danau Berusia 50 Ribu Tahun Ini Berubah Jadi Pink, Apa Penyebabnya?

Penyu hijau (Chelonia mydas) sendiri masuk ke dalam daftar merah International Union for Conservation of Nature (IUCN) sebagai hewan terancam punah. Populasi mereka terus menurun akibat kerusakan habitat dan eksploitasi sumber daya.

Sejak 1984, para peneliti telah memperkirakan populasi penyu di Pulau Raine. Mereka melakukannya dengan menandai ribuan penyu dengan cat—tugas yang sulit dan memakan waktu—sebelum menghitung kembali spesies tersebut secara individu.

“Metode survei populasi sebelumnya dilakukan dengan melukis garis putih pada cangkang penyu hijau ketika mereka bersarang di pantai. Cat itu tidak beracun dan hilang dalam beberapa hari,” kata Dr. Andrew Dunstan dari Queensland Department of Environment and Science, dalam sebuah pernyataan yang dilansir dari IFL Science.

“Dari perahu kecil, kami kemudian menghitung penyu yang dilukis dan yang tidak. Namun, mata kami lebih tertarik pada penyu dengan garis putih cerah dibanding yang tidak memiliki cat. Alhasil, cara tersebut menghasilkan angka yang bias dan mengurangi akurasi,” imbuhnya.

Pada Desember 2019, para peneliti menggunakan Unmanned Aerial Vehicles (UAVS) atau drone untuk menyelidiki apakah teknologi maju lebih efisien dalam menghitung populasi penyu. Tim mengambil gambar dan menganalisisnya frame-by-frame di laboratorium untuk menghitung penyu, kemudian membandingkannya dengan cara kuno yang dilakukan dengan melihat rekaman dari Go-Pro bawah air.

Baca Juga: Tinggal di Dekat Manusia Melemahkan Ikatan Sosial Jerapah, Mengapa?

Hasilnya, yang dipublikasikan pada jurnal PLOS ONE, menunjukkan bahwa penggunaan drone tidak hanya menjadi “metode survei paling efisien”, tapi juga lebih aman, akurat, dan memungkinkan data tersimpan secara permanen.

“Kami melihat agregasi penyu hijau terbesar di dunia yang ditangkap dalam gambar drone yang luar biasa ini—membantu mendokumentasikan jumlah penyu terbesar yang terlihat sejak kami memulai Raine Island Recovery Project,” ungkap Anna Marsden, Managing Director Great Barrier Reef Foundation.

Para peneliti juga menemukan adanya laporan proporsi penyu yang konsisten dibanding metode penghitungan bawah air.