Nationalgeographic.co.id - Sebuah lingkaran selebar dua kilometer dengan lubang-lubang pra-sejarah berdiameter lebih dari 10 meter dan kedalaman lima meter ditemukan di dekat Stonehenge, Inggris.
Mengutip BBC Indonesia, lubang-lubang tersebut diperkirakan dibuat pada zaman Neolitik dan digali pada lebih dari 4.500 tahun yang lalu.
Menurut para ahli, 20 lubang tersebut setidaknya dipakai sebagai pembatas area sakral yang terkoneksi dengan Stonehenge.
Baca Juga: Foto-foto dari Penemuan Makam Tutankhamun Pada 1922 Dibuat Berwarna
Peneliti dari Universitas St Andrews, Dr Richard Bates, mengatakan bahwa masyarakat di masa lalu lebih rumit dari yang kita bayangkan. Hal ini diteliti melalui deteksi jarak jauh dan pengambilan sampel.
"Praktik-praktik yang canggih jelas menunjukan bahwa masyarakat dulu sangat selaras dengan kejadian-kejadian alam, yang cakupannya tidak bisa dicapai di dunia moderen," kata Bates di laman BBC Indonesia (22 Juni 2020).
Selain itu, sedimen-sedimen yang telah diuji dari lubang-lubang tersebut menemukan kesan baru akan arsip informasi lingkungan yang kaya.
Penemuan ini memungkinkan para arkeolog untuk menulis narasi detail tentang lanskap Stonehenge dalam 4.000 tahun terakhir.
Baca Juga: Foto-foto dari Penemuan Makam Tutankhamun Pada 1922 Dibuat Berwarna
Selama ini, Durrington Wals merupakan kunci untuk pencarian cerita lanskap Stonehenge. Itulah mengapa penemuan ini menakjubkan, ungkap Dr Nick Snashall, arkeolog dari Lembaga Nasional Tempat-Tempat Bersejarah atau Keindahan Alam Inggris, khusus bagi Situs Peninggalan Sejarah Dunia Stonehenge.
"Penemuan yang menakjubkan ini menawarkan petunjuk tentang hidup dan keyakinan nenek moyang Neolitik kita," ucap Snashall di BBC Indonesia.