National Geographic Indonesia | Rekor Pentas Wayang Orang Daring Pertama di Indonesia Melalui ZOOM

By National Geographic Indonesia, Senin, 29 Juni 2020 | 17:14 WIB
Adegan pemungkas yang menampilkan Dewi Wara Sembadra dan raden Arjuna dalam Siaran Langsung via ZOOM: Wayang Orang Daring Pertama di Indonesia. (National Geographic Indonesia)

Piagam Penghargaan Museum Rekor-Dunia Indonesia untuk NATIONAL GEOGRAPHIC INDONESIA atas rekor Pendukung Wayang Orang Pertama yang Siaran Langsung Melalui ZOOM. (MURI)

Piagam Penghargaan Museum Rekor-Dunia Indonesia untuk PT PERTAMINA (Persero) atas Rekor Pendukung Wayang Orang Pertama yang Siaran Langsung Melalui ZOOM. (MURI)

Didi Kaspi Kasim, Editor in Chief National Geographic Indonesia, menuturkan pengalaman awak bingkai kuning dalam upaya merangkai kesenian tradisi dan teknologi. “Kami menghela napas. Semua beban di dada tersapu sudah. Semua mimpi dan keletihan kami selama satu bulan ini terbayar tuntas,” ungkapnya.

“Tentu, pertunjukkan semalam jauh dari sempurna. Namun, kami bangga karena sudah membuat sebuah standar baru untuk purwarupa dalam dunia pertunjukkan digital,” kata Didi. “Kami yakin, banyak seniman lain yang kelak bisa menyempurnakan dan membuat pertunjukkan ini lebih epik ketimbang malam ini.”

Didi menambahkan bahwa para seniman memiliki pilihan untuk berekspresi dan berpentas di masa pandemi. “Kami bisa hadir dengan membantu memberikan pilihan-pilihan itu kepada mereka. Kita harus bisa hadir dengan apapun yang kita bisa untuk membantu pelestarian seni budaya negeri ini,” ujarnya. “Terima kasih kepada para pemirsa dan semua elemen yang telah merelakan waktu untuk hadir demi menyaksikan terwujudnya mimpi kita tentang pelestarian budaya.”

Pentas berdurasi 20 menit ini sejatinya merupakan purwarupa pertunjukan wayang orang daring melalui ZOOM, yang berupaya tetap mematuhi protokol kesehatan pada masa pandemi. Kita berharap pertunjukan dengan memadukan tradisi dan teknologi ini bisa menginspirasi seni pertunjukan lain di Nusantara. Semoga penghargaan ini mendorong kreativitas para seniman untuk tetap berkarya meski kini terdampak pandemi.

Baca Juga: Riwayat Wayang Orang yang Melampaui Zaman: Tragedi atau Prestasi?

Perbincangan bersama seniman yang berpentas dalam Wayang Orang Daring Pertama di Indonesia. Pentas ini digelar secara langsung dari kediaman masing-masing seniman. Usai penurunan latar pentas, tampak ketiganya—deretan atas—berada di ruang tamu mereka. (National Geographic Indonesia)

Dalam kesempatan yang berbeda, Ninok Leksono, yang dikenal sebagai jurnalis senior, pemerhati budaya, dan Rektor Universitas Multimedia Nusantara, mengatakan, “Wayang orang masih memiliki harapan untuk bertahan dan mendapat tempat di hati masyarakat perkotaan. Namun, manajemennya perlu ditangani dengan jiwa modern sehingga keberlangsungannya terjamin.”

Sementara seorang budayawan dan seniman tari, Purnawan Andra, mengatakan, “Wayang orang bukan hanya refleksi nilai masa lalu, tapi juga pembayangan tentang masa depan. Dari ekspresinya tersampaikan bermacam konsep nilai, estetika, artistika seni budaya juga perspektif tentang kehidupan. Jika kini wayang orang hadir dalam moda presentasi "baru" melalui dunia digital dalam format daring via ZOOM, tidakkah hal itu begitu menarik? 

Arya Dwi Paramita selaku Vice President Corporate Social Responsibility & Small Medium Enterprise Partnership Program mengungkapkan bahwa pelestarian budaya merupakan salah satu aspek yang menjadi perhatian PT Pertamina (Persero). “Dengan melestarikannya, diharapkan masyarakat Indonesia dapat memahami nilai-nilai warisan budaya leluhurnya dan mendapatkan pembelajaran dari filosofi yang terkandung di dalamnya,” ungkapnya. “Kepedulian tersebut di dorong dari posisi Pertamina, sebagai perusahaan energi nasional yang melayani kebutuhan energi di pelosok negeri, yang sering berinteraksi dengan budaya dan kearifan lokal.”

Arya juga menambahkan, “Pandemi COVID-19 telah berdampak pada atraksi budaya. Namun pandemi tidak mematikan semangat untuk melestarikannya. Ide kreatif tim National Geographic bersama Paguyuban Seniman Wayang Orang Bharata ini menjadi bukti bahwa akan terus ada keberlanjutan di dalam keterbatasan. Semangat untuk melestarikan ini yang menjadikan Pertamina turut ambil peran dalam mendukung keberhasilannya, untuk budaya Indonesia.”