Nationalgeographic.co.id - Uldis Roze, pengamat landak Amerika Utara selama lebih dari 30 tahun, telah berkali-kali mendengar pertanyaan ini: bagaimana cara mereka kawin tanpa menyakiti pasangannya?
Roze yang juga merupakan profesor emeritus biologi di New York's Queen College, mengatakan bahwa ritual kawin Erethizon dorsatum yang tertutup bulu cukup rumit, barlarut-larut, dan lembap.
Baca Juga: Data Terbaru: Tiga Miliar Hewan Terdampak Kebakaran Hutan Australia
Diketahui bahwa musim kawin tahunan landak Amerika Utara terjadi pada awal musim gugur.
Jika tiba saatnya, landak betina yang berada di pohon pilihannya akan memberi sinyal bahwa dia siap untuk berkembang biak dengan mengeluarkan zat yang tidak berbau.
Kemudian, pejantan yang tertarik dengannya akan saling bertarung di cabang-cabang pohon dan di tanah. Yang tidak tersingkir memenangkan hak kawin, tetapi proses rayuannya tidak selesai sampai situ.
Dilansir dari laman National Geographic, Roze menjelaskan bahwa landak jantan akan menyemprot betina dengan air seni untuk menginduksi estrusnya. "Urine didorong dengan kecepatan tinggi," ungkapnya.
Ini dilakukan beberapa tetes sekaligus dan berulang-ulang selama berjam-jam sampai sang betina memiliki mood baik untuk kawin. Setelahnya, mereka biasanya turun pohon untuk berkembang biak.
Ketika sudah siap, betina akan melengkungkan ekor di punggungnya yang tajam sehingga bagian bawah ekornya yang bebas bulu menghadap ke atas, kata Roze. Sang jantan kemudian dapat mengistirahatkan cakarnya di permukaan itu saat kawin.
Baca Juga: Elang Langka Ditemukan Mati Diracun, Mengancam Jumlah Populasinya
Kira-kira tujuh bulan kemudian, betina akan melahirkan (biasanya) satu anak. Dikenal sebagai porcupette.
Bayi yang baru dilahirkan dibungkus dengan kantung amniotik rahim untuk memudahkan kedatangan si kecil.