Nationalgeographic.co.id – Sebuah ledakan yang terjadi di pelabuhan Beirut pada Selasa (4/8) menghancurkan ibu kota Lebanon tersebut—bangunan-bangunan rusak, ratuan orang tewas, dan ribuan lainnya mengalami luka-luka.
Rekaman video yang beredar menunjukkan gelombang ledakan dan awan merah yang dibandingkan dengan awan jamur dari nuklir.
Penyebab ledakan masih belum diketahui dengan jelas, tapi fokus investigasi mengarah pada 2.750 ton amonium nitrat yang disimpan di gudang dekat pelabuhan.
Baca Juga: Lima Hal yang Akan Terjadi Jika Populasi di Bumi Menurun, Apa Saja?
Saking dahsyatnya ledakan, itu memberikan efek seperti gempa bumi dengan magnitude 3,3. Efek ledakan pun dirasakan hingga bermil-mil jauhnya.
Lebih lanjut, para ahli mengatakan kepada Bussines Insider bahwa ledakan tersebut memiliki kekuatan yang setara dengan beberapa ratus ton TNT.
Jeffrey Lewis, ahli senjata konvensional dan nuklir dari Middlebury Institute of International Studies, mengatakan, kira-kira sama dengan “200 hingga 500 ton, dilihat dari kerusakan akibat ledakan, gelombang kejut, sinyal seismik, serta ukuran kawah yang terbentuk”.
Kekuatan itu bahkan dua kali lipat lebih besar dari GBU-43/B Air Bln Massive Ordnance (dijuluki "Ibu dari Semua Bom"), senjata non-nuklir terkuat di gudang senjata AS.
Ledakan di Beirut begitu kuat sehingga beberapa orang takut jika kota tersebut diserang nuklir. Apalagi terlihat awan jamur setelah ledakan.
Namun, ahli mengatakan, bahwa ledakan tersebut kurang kuat dari bom atom Hiroshima yang diperkirakan menghasilkan kekuatan 15 kiloton. Daya ledaknya kira-kira sebanding dengan hasil bom gravitasi nuklir B61, yang diyakini memiliki kekuatan sekitar 300 ton.
Meski begitu, ada beberapa ahli yang mengatakan bahwa ledakan Beirut kira-kira berkekuatan satu atau dua kiloton.