Es Greenland Mencair, Peneliti: Tidak Bisa Kembali Seperti Semula

By Gita Laras Widyaningrum, Selasa, 18 Agustus 2020 | 15:38 WIB
Pecahan es di Tiniteqilaq, Greenland. (Peter Adams/JAI/Corbis)

Nationalgeographic.co.id – Lapisan es di Greenland telah mencair pada titik di mana itu tidak bisa lagi dikembalikan seperti semula. Bahkan, upaya-upaya untuk memperlambat pemanasan global juga tidak mampu mencegah melelehnya es-es tersebut, menurut sebuah studi terbaru yang dilakukan para peneliti dari Ohio State University.

“Lapisan es saat ini berada dalam kondisi dinamis, bahkan jika kembali ke iklim seperti 20 atau 30 tahun lalu, kita akan tetap kehilangan es dengan cepat,” kata Ian Howat, wakil pemimpin studi dan peneliti dari Ohio State University, dilansir dari CNN.

Greenland kehilangan sekitar 280 miliar metrik ton es setiap tahunnya. Es yang mencair tersebut, mengalir ke laut setiap tahunnya dan menjadi penyumbang terbesar kenaikan permukaan laut global.

Baca Juga: Krisis Iklim, Es di Arktika Terancam Menghilang Pada 2035

Michalea King, pemimpin studi dari Ohio State University mengatakan bahwa es telah hilang dalam jumlah besar, beberapa tahun terakhir. Ini menghasilkan perubahan pada bidang gravitasi Greenland.

Es yang mencair di Greenland berkontribusi pada lebih dari satu milimiter kenaikan permukaan air laut setiap tahunnya dan kondisinya terus memburuk. Diperkirakan permukaan air laut akan meningkat hingga tiga kaki di akhir abad—menyapu pesisir pantai dan bangunan-bangunan yang berada di dekatnya.

Negara bagian pesisir seperti Florida, dan wilayah lain di dataran rendah sangat rentan. Kenaikan permukaan laut setinggi tiga kaki dapat membuat sebagian besar wilayah tersebut terendam air. Ada 40% populasi AS yang tinggal di daerah pesisir yang rentan terhadap kenaikan permukaan laut.

Studi ini juga menemukan fakta bahwa lapisan es menyusut dalam waktu cepat, yang menyebabkan kenaikan permukaan laut secara tiba-tiba dan tak terduga sehingga sulit untuk bersiap menghadapi dampaknya.

Baca Juga: Ditemukan Kadar Polutan Beracun yang Tinggi Pada 83 Paus dan Lumba-lumba

Penelitian dilakukan menggunakan data satelit selama empat dekade untuk mengukur perubahan pada lapisan es Greenland. Para ilmuwan mengungkapkan, setelah tahun 2000, lapisan es menyusut dengan cepat hingga lapisan salju tidak cukup untuk menutupi bagian yang hilang.

Meskipun lapisan es Greenland yang sudah meleleh tidak dapat dikembalikan, tapi itu baru peristiwa pertama dari serangkaian titik kritis lainnya. Jika perubahan iklim berlanjut pada kecepatan ini, laju pencairan akan menjadi jauh lebih buruk.