Ditemukan Bukti Manusia Telah Melakukan Kremasi Sejak 9.000 Tahun Lalu

By Gita Laras Widyaningrum, Selasa, 18 Agustus 2020 | 16:56 WIB
Sisa-sisa tulang manusia yang dikremasi dan ditemukan di Israel. (Fanny Bocquentin)

Nationalgeographic.co.id – Orang-orang Zaman Batu diketahui sudah mengkremasi mayat di lubang api sekitar 9.000 tahun lalu, di wilayah yang kini dikenal sebagai Israel. Perkembangan praktik kremasi ini kemungkinan berkaitan dengan pergeseran keyakinan relijius mereka dari yang sebelumnya memuja leluhur, dilansir dari New Scientist.

Fanny Bocquentin dari French National Centre for Scientifir Research di Paris, mengatakan bahwa selama puluhan ribu tahun, manusia cenderung mengubur mayat. Ada juga bukti yang menyatakan bahwa Neandhertal kerap mengubur orang-orang yang baru meninggal sekitar 70 ribu tahun lalu. Kremasi, proses di mana mayat dibakar, merupakan penemuanyang relatif baru.

Baca Juga: Sebagian Besar Patung Kuno Kehilangan Hidungnya, Mengapa Itu Bisa Terjadi?

Bocquentin dan rekannya telah menggali di desa Zaman Batu bernama BeisamouNd di Israel. Dulunya itu ditempati pada sekitar 7.200 hingga 6.400 SM.

Selama penggalian, mereka menemukan lubang berbentuk U, dengan diameter 80 sentimeter dan kedalaman 60 sentimeter. Bagian samping lubang dilapisi dengan lumpur basah, mirip dengan yang digunakan di desa-desa lain untuk membuat batu bata. Di tengah-tengah lubang, tim menemukan abu dalam jumlah banyak dan 355 potongan tulang manusia yang hangus.

Tulang-tulang tersebut tampaknya berasal dari satu individu: orang dewasa yang jenis kelaminnya tak dapat diketahui. Sisa-sisa manusia tersebut diperkirakan berusia natara 7030 dan 6700 SM.

Masih belum diketahui dengan pasti bagaimana orang tersebut meninggal. Ada titik proyektil yang tertanam di tulang belikat kiri, menandakan ia pernah terluka tapi sudah sembuh. “Itu adalah luka yang bersih, tidak ada infeksi,” jelas Bocquentin.

Abu juga berasal dari sisa-sisa kayu yang ditumpuk dan dibakar. Tidak jelas apakah mayat itu berada di atas, di dalam atau di bawah tumpukan kayu.

Baca Juga: Bukti Ritual Pengorbanan Manusia Ditemukan di Kota Kuno Shimao

Sebelumnya, di desa peninggalan Zaman Batu di Catalhoyuk, Turki, mayat kerap dikuburkan di bawah lantai rumah. Ini menunjukkan penghomatan terhadap leluhur dan keinginan untuk tetap dengan mereka.

“Kremasi jauh lebih cepat. Anda bahkan tidak perlu menunggu tubuh membusuk,” kata Bocquentin.

Ia menambahkan, perbedaan proses penguburan dan kremasi ini merefleksikan pergeseran keyakinan agama.

“Saya akan mengatakan bahwa status orang mati serta hubungan antara mati dan yang hidup sama sekali berbeda,” ungkapnya.

“Mungkin ada kepercayaan baru dan mereka menganggap orang mati tidak sepenting sebelumnya. Bisa jadi ada dewa baru yang muncul,” pungkasnya.