Ada 14 Lumba-lumba Mati Terdampar Setelah Tumpahan Minyak di Mauritius

By Gita Laras Widyaningrum, Kamis, 27 Agustus 2020 | 14:03 WIB
Lumba-lumba yang terdampar di lepas pantai Pulau Mauritius. (AP via nypost.com)

Nationalgeographic.co.id – Setidaknya ada 14 lumba-lumba yang mati terdampar di lepas pantai Pulau Mauritius, di mana kapal Jepang menghantam terumbu karang dan menumpahkan lebih dari 1.000 ton bahan bakar di sana.

“Ini mengerikan. Kami melihat lumba-lumba berenang ke tepi pantai, terdampar, stres, dan kemudian mati. Kami belum pernah melihat kematian seperti ini,” kata Sunil Dowarkasing, konsultan lingkungan.

Baca Juga: Es Kutub Terus Mencair, Permukaan Laut Bisa Naik Hingga Satu Meter

Kemungkinan lumba-lumba lainnya telah mati di lautan. Tes akan dilakukan untuk menemukan penyebab kematian lumba-lumba yang terdampar.

“Saya rasa ada dua kemungkinan: apakah mereka mati akibat tumpahan minyak di laut, atau mereka keracunan zat kimia dari haluan kapal yang tenggelam di lepas pantai,” papar Dowarkasing kepada Associated Press, dikutip dari New York Post.

“Kami sangat khawatir akan hal ini. Tumpahan minyak dan tenggelamnya kapal telah merusak semua upaya untuk melestarikan pulau kami,” imbuhnya.

MV Wakashio terbelah dua di Pulau Mauritius. (Greeenpeace Africa)

Kapal pengangkut minyak MV Wakashio menabrak terumbu karang di dekat pantai timur Mauritius pada 25 Juli lalu. Dihantam ombak selama berhari-hari, lambung kapan pun retak dan pada 6 Agustus mulai mengeluarkan bahan bakar ke area sekitarnya—mengotori perairan, kawasan lahan basah yang dilindungi, hutan bakau, serta pulau kecil yang menjadi habitat burung dan satwa liar.

Kapal itu kemudian pecah menjadi dua dab bagian yang lebih kecil terbawa ke laut dan tenggelam.

Baca Juga: Wolverine Terlihat Kembali Setelah Menghilang Selama 100 Tahun

Belum jelas mengapa kapal itu bisa tersesat bermil-mil jauhnya. Kelompok lingkungan Greenpeace telah menyerukan penyelidikan.

“Ini adalah hari yang sangat menyedihkan dan mengkhawatirkan bagi penduduk Mauritius dan keanekaragaman hayatinya,” kata Happy Khambule, manajer senior kampanye iklim dan energi Greenpeace Afrika.

Dampak jangka panjang dari tumpahan minyak kemungkinan akan memengaruhi paus, penyu, burung laut dan kehidupan lainnya daerah tersebut, ungkap Greenpeace.