Nationalgeographic.co.id – Wolverine betina dan anak-anaknya terlihat di Taman Nasional Gunung Rainier, Washington, Amerika Serikat, untuk pertama kalinya sejak 100 tahun, dilansir dari IFL Science.
Taman Nasional berharap, munculnya hewan yang kerap disebut gulo gulo ini, dapat menjadi bukti kondisi taman telah membaik—bahwa ekosistem mereka mampu menarik perhatian karnivora besar untuk berkeliaran lagi di sana.
Wolverine merupakan hewan yang sulit ditemukan karena mereka biasanya menyendiri dan menjauhi manusia.
Baca Juga: Proyek 'Membiakkan dan Melepaskan' Selamatkan Kucing Liar Skotlandia
Wolverine sangat langka di AS, jumlahnya tidak mencapai 1.000 di 48 negara dan mereka kerap tinggal di area pegunungan.
Negara bagian Washington sendiri bukan habitat khas wolverine. Oleh sebab itu, penemuannya adalah perkembangan yang sangat menarik bagi spesies dan Taman Nasional Gunung Rainier itu sendiri.
Usaha untuk menemukan wolverine ini dilakukan oleh National Park Service, bekerjasama dengan para ilmuwan dari Cascades Carnivore Project. Kedua pihak berharap dapat melihat penampakan wolverine lainnya.
Mereka telah memasang kamera di seluruh taman nasional dan juga meminta publik untuk melaporkan ke situs Cascade Wolverine Project jika melihat wolverine atau berhasil menangkap gambar hewan tersebut.
“Ini sangat menakjubkan,” ujar Chip Jenkins, pengawas Taman Nasional Gunung Rainier, dalam sebuah pernyataan.
“Penemuan ini memberi tahu tentang kondisi taman nasional—bahwa ketika ada kehadiran karnivora besar, maka kami melakukan pekerjaan yang baik dalam mengelola hutan belantara kami,” paparnya.
Baca Juga: Menjaga Habitat, Cara Terbaik Lindungi Orangutan dari Kepunahan
Wolverine adalah anggota terbesar dari keluarga musang, tetapi sangat gempal dan berotot sehingga sering kali lebih terlihat seperti beruang kecil daripada kerabat mustelidae yang lebih ramping.
Mereka memiliki reputasi sebagai pemarah dan agresif tetapi National Park Service menyatakan itu agak tidak adil karena mereka sebenarnya cukup pemalu dan tidak menimbulkan ancaman bagi manusia.
Source | : | IFL Science |
Penulis | : | Gita Laras Widyaningrum |
Editor | : | Gita Laras Widyaningrum |
KOMENTAR