Sering Mengalami Mimpi Buruk? Ini Bahayanya Bagi Kesehatan Kita

By Gita Laras Widyaningrum, Kamis, 3 September 2020 | 14:37 WIB
Ilustrai mimpi buruk. (Grandfailure/Getty Images/iStockphoto)

Nationalgeographic.co.id - Para ahli yang mempelajari mimpi mengatakan, ada beberapa skenario buruk yang bisa menghantui tidur Anda. “Beberapa mimpi buruk melibatkan ancaman, cedera, dan kematian,” ujar Tore Nielsen, profesor psikiatri di University of Montreal sekaligus direktur Dream and Nightmare Laboratory.

“Pada waktu tersebut, biasanya Anda mencoba melarikan diri hingga akhirnya terbangun,” tambahnya.

Jika Anda pernah mengalami peristiwa traumatis–seperti kecelakaan mobil atau perang–ada kemungkinan mimpi buruk yang muncul merupakan pengulangan kejadian tersebut.

Meskipun begitu, Nielsen mengatakan, mimpi buruk datang dengan bentuk dan ukuran yang berbeda-beda.

Baca Juga: Kisah Dokter yang Berjuang Lebih Dulu di Zona-zona Merah Dunia

Dalam beberapa kasus, latar kejadian mimpi buruk mungkin tidak terlalu menyeramkan, tapi si pemimpi tetap merasakan teror dan stres. Jika itu sering terjadi, maka mimpi buruk dapat menimbulkan masalah kesehatan.

“Ketika Anda memiliki banyak mimpi buruk–bahkan terjadi setiap malam–itu bisa menyebabkan stres dan insomnia,” kata Michael Nadorff, asisten profesor psikologi di Mississippi State University dan direktur Sleep, Suicide and Aging Laboratory.

Rasa takut akan mimpi buruk, membuat seseorang berusaha untuk menghindari tidur. “Apabila selalu mengalami mimpi buruk, orang-orang biasanya rela tidak tidur sama sekali,” tambahnya. Dan ini dapat memberikan dampak yang sangat besar bagi kesehatan.

Insomnia kronis meningkatkan risiko gangguan fisik dan mental–termasuk penyakit jantung dan depresi. Selain itu, dalam salah satu penelitiannya, Nadorff menemukan kaitan antara mimpi buruk dengan percobaan bunuh diri.

Baca Juga: Teh Hijau Hingga Oolong, Ini 5 Jenis Teh yang Membantu Turunkan Berat Badan

Menurut Nadorff, ada dua pilihan menangani mimpi buruk yang bisa didiskusikan dengan dokter. Pertama, dengan mengonsumsi obat tekanan darah prazosin, yang bisa menenangkan respons stres tubuh. “Namun, jika Anda berhenti menggunakannya, mimpi buruk cenderung kembali,” katanya.

Cara kedua dikenal dengan terapi gambar. “Kami akan meminta seseorang untuk berbicara melalui mimpi buruk dan mengubahnya agar itu tidak terasa mengancam. Lalu, ia akan mempraktekkan mimpi baru ini di siang hari menggunakan gambar visual,” papar Nadorff. Menghadapi sumber ketakutan Anda tampaknya menjadi cara terbaik untuk mengatasi mimpi buruk.