Nationalgeographic.co.id - Manusia kerap memimpikan hal beragam. Namun, ada satu yang menarik perhatian para peneliti: yakni tentang mimpi orang mati, termasuk keluarga dekat atau orang yang kita sayang.
Joshua Black, psikolog dan peneliti mimpi duka lulusan Brock University baru-baru ini menerbitkan riset menarik di jurnal Dreaming tentang mengapa kita bermimpi tentang orang yang sudah meninggal.
Black meneliti dalam 2 tahap. Di tahap pertama, ia mewawancarai 268 orang Amerika Serikat--terdiri dari 150 pria, 116 wanita, dan 2 orang yang tak menyatakan jendernya--yang kehilangan pasangan hidupnya. Pada tahap kedua, dia mewawancarai 162 orang--terdiri dari 88 pria dan 74 wanita)--yang kehilangan hewan piaraan kesayangannya.
Baca Juga: Ini Batas Waktu Bermain Media Sosial Agar Tak Merusak Kesehatan Mental
Para partisipan diminta mengisi kuesioner tentang frekuensi mimpi, intensitas duka, dan keterbukaan pada pengalaman baru. Hasil penelitian mengungkap bahwa mereka yang punya ingatan kuat dan kecenderungan bermimpi benar-benar mengalami mimpi berjumpa dengan yang disayangi, baik itu orang maupun hewan.
Sementara itu, intensitas duka dan keterbukaan pada pengalaman baru juga secara tidak langsung memengaruhi ada tidaknya mimpi itu. Jika sudah merelakan, maka mungkin tidak mengalami mimpi.
"Penting dicatat bahwa mereka yang mengalami mimpi cenderung punya gambaran positif tentang orang yang sudah meninggal tersebut," ungkap Black dalam studinya.
Baca Juga: Strategi Peneliti Hindari Trauma Saat Lakukan Riset di Wilayah Bencana
Ini berbeda dengan mimpi pasca trauma. Dalam wawancara dengan Psypost April lalu, Black menuturkan, hasil riset ini membantu menjawab pertanyaan orang tentang mengapa dia tidak memimpikan orang yang meninggal.
"Salah satu pertanyaan yang penting sekarang adalah mengapa orang satu bermimpi positif dan yang lain negatif tentang orang yang meninggal. Saya menginvestigasinya dan akan segera memublikasikannya," katanya.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | National Geographic Indonesia |
Editor | : | Gita Laras Widyaningrum |
KOMENTAR