Nationalgeographic.co.id – Bukan rahasia lagi bahwa scrolling puluhan gambar dan pengumuman pernikahan, liburan, kelahiran anak, serta promosi pekerjaan membuat Anda rendah diri dan merasa belum berhasil meraih apa pun. Meski begitu, di sisi lain, Anda sangat sulit meninggalkan media sosial.
Tenang saja, ada kabar baik: peneliti telah menemukan waktu yang pas yang bisa Anda habiskan di media sosial, Menurut studi yang dipublikasikan pada Journal of Social and Clinical Psychology, membatasi penggunaan media sosial 30 menit per hari dapat memberikan kesehatan mental yang lebih baik.
Para peneliti dari University of Pennsylvania menganalisis konsumsi media sosial pada 143 sarjana berusia 18 hingga 22 tahun di dua pengujian yang berbeda—pada musim semi dan musim gugur.
Baca Juga: Strategi Peneliti Hindari Trauma Saat Lakukan Riset di Wilayah Bencana
Awalnya, ilmuwan memantau penggunaaan media sosial partisipan di tiga platform—Facebook, Instagram dan Snapchat—selama seminggu. Mereka kemudian mengukur kesehatan mental siswa berdasarkan tujuh faktor berbeda: dukungan sosial, fear of missing out (FOMO), kesepian, penerimaan diri, kepercayaan diri, kecemasan, dan depresi.
Selanjutnya, para peneliti memisahkan sarjana tersebut ke dua kelompok dan melakukan eksperiman selama tiga minggu. Kelompok pertama diminta bermain media sosial seperti biasanya, sementara grup lain ditugaskan untuk membatasi media sosial 10 menit per platform dalam sehari.
Baca Juga: Dari Mana Teroris Indonesia Mendapat Dana untuk Menjalankan Aksinya?
Hasilnya menunjukkan, ketika partisipan ‘memotong’ penggunaan media sosial menjadi 30 menit per hari, mereka mengaku mengalami perbaikan kesejahteraan diri—termasuk mengurangi kesepian dan depresi.
“Sungguh ironis mengetahui bahwa penggunaan media sosial justru membuat kita kesepian. Beberapa penelitian mengatakan, penggunaan media sosial secara berlebihan akan memicu perbandingan sosial. Ketika Anda melihat kehidupan orang lain, terutama di Instagram, mudah mengambil kesimpulan bahwa hidup orang lain lebih keren dari diri sendiri,” papar Melissa Hunt, pemimpin penelitian.
Ia menambahkan, membatasi penggunaannya merupakan cara realistis menjaga kesehatan mental jika belum bisa berhenti dari media sosial sepenuhnya.
Source | : | Huffington Post |
Penulis | : | Gita Laras Widyaningrum |
Editor | : | Gita Laras Widyaningrum |
KOMENTAR