Nationalgeographic.co.id—Dalai Lama ke-14, Tenzin Gyatso, pemimpin spiritual Tibet, akan berusia 89 tahun pada tanggal 6 Juli 2025. Dengan bertambahnya usianya, pertanyaan tentang siapa yang akan menggantikannya menjadi semakin mendesak.
Dalai Lama ke-14 adalah pemenang Penghargaan Nobel Perdamaian tahun 1992. Salah satu tokoh paling dikenal dalam Buddhisme Tibet, Dalai Lama membawa ajaran Buddha ke masyarakat internasional.
Penerus Dalai Lama secara tradisional ditentukan oleh para pengikut monastik senior, berdasarkan tanda-tanda dan penglihatan spiritual. Namun, pada 2011, kementerian luar negeri Tiongkok menyatakan bahwa hanya pemerintah di Beijing yang dapat menunjuk Dalai Lama berikutnya. Dan tidak ada pengakuan yang boleh diberikan kepada kandidat penerus lainnya.
Penerusan Dalai Lama saat ini bukan hanya masalah agama, tetapi juga masalah politik. Tapi bagaimana sebenarnya seorang dalai lama dipilih?
Siapa Dalai Lama dalam Buddhisme Tibet?
Dalai Lama adalah tokoh yang sangat berpengaruh dalam Buddhisme Tibet. “Semua Dalai Lama dianggap sebagai perwujudan bodhisattva welas asih, Avalokitesvara,” tulis Brooke Schedneck di laman The Conversation. Ke-14 generasi Dalai Lama, yang mencakup enam abad, saling terkait melalui tindakan welas asih mereka.
Bagi umat Buddha, tujuan akhir adalah pencerahan, atau nirwana – pembebasan dari siklus kelahiran dan kematian. Umat Buddha Asia Timur dan Tibet, sebagai bagian dari sekte Mahayana, percaya bahwa bodhisattva telah mencapai kesadaran tertinggi ini.
Lebih jauh, umat Buddha Mahayana percaya bahwa bodhisattva memilih untuk dilahirkan kembali. Bodhisattva juga memilih untuk mengalami rasa sakit dan penderitaan di dunia, untuk membantu makhluk lain mencapai pencerahan.
Buddhisme Tibet telah mengembangkan gagasan tentang bodhisattva ini lebih jauh ke dalam garis keturunan kelahiran kembali yang disebut tulku. Setiap orang yang diyakini sebagai kelahiran kembali dari guru, master, atau pemimpin sebelumnya, dianggap sebagai tulku. Buddhisme Tibet memiliki ratusan, bahkan ribuan garis keturunan seperti itu, tetapi yang paling dihormati dan terkenal adalah Dalai Lama.
Dalai Lama adalah pemimpin ordo Dge-lugs-pa (Gelukpa, juga disebut Topi Kuning) yang dominan di kalangan penganut Buddhisme Tibet. Hingga tahun 1959, Dalai Lama merupakan penguasa spiritual dan temporal Tibet.
Gelar Dalai Lama menggabungkan kata Tibet lama (guru atau pemimpin) dengan kata Mongolia ta-le (lautan). Dalai Lama menjadi gelar bagi pemimpin ordo Gelukpa pada abad ke-16.
Baca Juga: Singkap Sejarah Panjang Hubungan Kompleks antara Tibet dan Tiongkok
Source | : | The Conversation,Britanicca |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR