Nationalgeographic.co.id - Semua orang pasti pernah bermimpi. Tidak terkecuali dengan seorang tuna netra. Lantas bagaima cara seorang tuna netra sejak lahir bermimpi?
Pada tahun 2014, sebuah penelitian dilakukan oleh ilmuwan Denmark untuk menjawab pertanyaan terkait. Hasil penelitian pun diterbitkan dalam jurnal Sleep Medicine yang berfokus kepada mimpi seorang tuna netra.
Dalam penelitian itu, mereka mengikutsertakan 50 orang dewasa untuk menjadi partisipan. Dari 50 orang partisipan, 11 orang menjadi tuna netra sejak lahir, 14 orang kehilangan penglihatannya di atas usia satu tahun, dan 25 lainnya yang tidak mengalami masalah penglihatan menjadi partisipan kontrol.
Baca Juga : Para Peneliti Ungkap Bahaya Mimpi Buruk Bagi Kesehatan Kita
Peneliti kemudian meminta mereka untuk mengisi kuesioner yang mengeksplorasi berbagai aspek dari bermimpi. Kuesioner tersebut juga memasukan aspek pengalaman indra, emosi yang dialami ketika bermimpi, dan topiknya setiap kali mereka terbangun setelah bermimpi.
Seperti yang dilansir oleh Kompas pada Kamis (11/10/2018), semua partisipan yang tidak mengalami masalah penglihatan, melaporkan adanya kegiatan visual dan mendeskripsikan apa saja yang mereka lihat.
Namun, partisipan yang tidak dapat melihat sejak lahir tidak mengalami kegiatan visual dalam mimpi mereka. Sedangkan, sebuah temuan menarik muncul dari kelompok yang kehilangan penglihatan di atas usia satu tahun. Semakin lama mereka kehilangan penglihatan, maka semakin sedikit juga yang mereka lihat dalam mimpi.
Dalam mimpi tersebut, mereka lebih sering merasakan pengalaman mengecap dan pengalaman yang melibatkan indra penciuman. Selain itu, partisipan tuna netra merasakan sensasi sentuhan dan audio dalam mimpi.
Setelah membandingkan kelompok yang dapat melihat dan tidak, peneliti kemudian mendapatkan beberapa data terkait. Sebanyak 26 persen partisipan yang tidak dapat melihat sejak lahir merasakan pengalaman mengecap, 40 persen mengalami pengalaman terkait indra penciuman, 67 persen mengalami pengalaman terkait sentuhan, dan 93 persen mendengar setidaknya dalam satu mimpi.
Sementara itu, untuk dampak emosional dan tema terkait mimpi, para peneliti tidak menemukan adanya perbedaan dari seluruh partisipan penelitian.
Namun, partisipan tuna netra jauh lebih sering mengalami mimpi buruk dibandingkan partisipan yang masih memiliki indra penglihatan. 25 persen dari partisipan tuna netra, 7 persen dari partisipan yang kehilangan penglihatan setelah usia satu tahun, dan 6 persen dari partisipan yang dapat melihat, melaporkan mimpi buruk.
Source | : | Kompas.com,National Geographic |
Penulis | : | Loretta Novelia Putri |
Editor | : | Gregorius Bhisma Adinaya |
KOMENTAR