Peneliti Temukan Pohon yang Memiliki Racun Seperti Kalajengking

By Gita Laras Widyaningrum, Kamis, 24 September 2020 | 16:40 WIB
Dendrocnide excelsa. (sassafras.id.au)

Nationalgeographic.co.id – Para peneliti menemukan bahwa racun yang diproduksi oleh spesies pohon di Australia ini, persis dengan yang dimiliki laba-laba dan kalajengking.

Studi yang dipublikasikan pada jurnal Science Advances, dilakukan oleh para peneliti dari University of Queensland.

Dilansir dari BBC, para peneliti mengatakan bahwa siapa pun yang tersengat daun pohon tersebut, pertama-tama akan merasakan sensasi terbakar yang hebat.

Efeknya kemudian berubah beberapa jam selanjutnya: menjadi rasa sakit yang mirip dengan terjepit pintu mobil. Itu bisa berlangsung selama berhari-hari atau bahkan berminggu-minggu.

Baca Juga: Cyanobacteria, Bakteri Beracun Penyebab Kematian Ratusan Gajah

Para peneliti mengungkapkan, struktur molekul racun yang mereka temukan seperti simpul. Ini memungkinkan racun terjerat dan berulang kali menargetkan reseptor rasa sakit pada korban.

Pohon beracun tersebut bernama Dendrocnide excelsa atau juga dikenal sebagai gympie-gympie.

Ia memiliki daun berbentuk oval dengan rambut kecil tajam seperti jarum dan biasanya ditemukan di hutan hujan di wilayah timur laut Queensland, Australia.

Rambut seperti jarum yang dimiliki Dendrocnide excelsa. (Nature Picture Library/Alamy)

"Spesies pohon ini sangat terkenal karena menghasilkan sengatan yang menyakitkan," kata Irina Vetter, profesor di Institute for Molecular Bioscience, University of Queensland.

Ia menambahkan, rambut tajam yang ada pada daunnya “bertindak seperti jarum yang menyuntikkan racun saat melakukan kontak dengan kulit”.

Para peneliti memberi nama jenis racun saraf yang baru ditemukan itu dengan "gympietides".

Baca Juga: Perdagangan Ilegal Sisik Trenggiling Masih Tinggi, Terparah 2019

Hingga saat ini, para ilmuwan belum bisa menemukan molekul mana di dalam tanaman yang menyebabkan rasa sakit yang begitu parah.

“Dengan memahami cara kerja racun ini, kami berharap dapat memberikan pengobatan yang lebih baik kepada mereka yang tersengat tanaman, untuk meredakan atau menghilangkan rasa sakitnya,” pungkas Profesor Vetter.