Adrianopel, Tonggak Awal Runtuhnya Romawi di Tangan Bangsa Goth

By Afkar Aristoteles Mukhaer, Sabtu, 12 Desember 2020 | 13:30 WIB
Lukisan para prajurit Romawi dalam pertempuran Adrianopel (kini Edirne, Turki) karya Rava, Giuseppe ()

 

Nationalgeographic.co.id - Kemaharajaan Romawi yang berkuasa berabad-abad akhirnya terbagi dua, antara barat dan timur (Byzantium) sejak 395 Masehi. Pembagian ini diputuskan oleh kaisar Diocletianus yang melihat bahwa Romawi yang luas membuat sulit untuk dikontrol dan dilindungi.

Namun, pertempuran di Adrianopel (kini Edirne) menjadi tonggak utama pecahnya adikuasa tersebut. Pertempuran ini pun menjadi motivasi bangsa Jermanik (Goth) di kemudian hari untuk menghancurkan Romawi Barat.

Sejarawan Inggris, Simon MacDowall menulis dalam Adrianople AD 378: The Goths Crush Rome's Legion's, bahwa pertempuran ini bermula saat suku Tervingi dan Greuthungi, salah dua bangsa Goth, diinvasi oleh bangsa Hun yang berasal dari Asia Tengah. Sehingga mereka harus menyeberangi sungai Danube dan masuk ke daerah kekuasaan Romawi.

Baca Juga: Zenobia, Ratu Pemberontak di Suriah yang Menantang Kekaisaran Romawi

Pada 376, Kekaisaran Romawi mengizinkan mereka untuk tinggal di tanahnya, dengan syarat mereka harus ikut membela kemaharajaan tersebut.

Sejarawan perang, Rupert Bulter bersama timnya menulis dalam Perang yang Mengubah Sejarah, Buku Pertama: dari Pertempuran Megiddo (1457 SM) hingga Bleinheim (1704), "Namun para pembuat kebijakan Romawi semakin khawatir dengan kehadiran sebuah suku Jermanik di kekaisaran, dan para pejabat lokal membuat keadaan lebih buruk karena membuat tuntutan sewenang-wenang terhadap para pengungsi"

Baca Juga: Pertempuran Megiddo, Metode dan Teknologi Pertama dalam Sejarah Perang

Ammianus Marcellinus, seorang perwira dan sejarawan di era Romawi, menuliskan bahwa kekaisaran menuntut anak-anak bangsa Goth untuk dijadikan budak dengan imbalan anjing mati sebagai makanan.

Kebijakan eksploitatif tersebut mengundang perlawanan dari suku Goth, melalui insiden di Marcianople (kini bagian dari Bulgaria) di tahun yang sama. Perlawanan tersebut mengakibatkan provinsi Thrace, yang kini menjadi bagian Bulgaria, Yunani bagian Barat, dan bagian Eropa dari Turki, di bawah pengaruh bangsa Goth. Insiden itu menjadi keuntungan bagi bangsa Goth, mereka melucuti senjata-senjata tentara Romawi untuk melakukan perlawanan kembali.

Dengan perlawanan bangsa Goth ini, situasi Romawi makin rumit dan fokusnya yang kemana-mana. Terlebih pasukan Romawi di provinsi Thrace terkurung, dan sebagian yang berasal dari bangsa Goth ikut bergabung dengan perlawanan.

"Valens dengan pasukan utama sedang berada di timur untuk menghadapi Persia, sedangkan Gratian yang memimpin pasukan utama barat bertempur dengan Alamanni di sepanjang sungai Rhine," terang MacDowall.

Baca Juga: Lantai Mosaik Romawi Kuno Ditemukan di Bawah Tanaman Merambat