Para instruktur akan memegangi tali pengaman penerjun pemula, hingga ia mengembangkan parasutnya. Selanjutnya, pemanduan akan dilakukan melalui instruksi radio agar pendaratan dapat dilakukan dengan selamat.
Bahkan, penerjun berpengalaman hanya bisa melakukan penerjunan pada ketinggian tidak lebih dari 15.000 kaki. New Zealand Parachute Industry Association tidak mengizinkan anggota penerjunnya untuk terjun pada ketinggian lebih dari 16.500 kaki.
Uniknya, perusahaan penerbangan pada awalnya pernah menyediakan parasut bagi penumpangnya. Saat itu pesawat berkecepatan 90 knot atau 166 kilometer per jam. Salah satu penerbangan dengan parasut sebagai alat keselamatan dilakukan di atas pesawat Boeing Model 40 yang hanya memuat dua orang. Akhirnya, pada 1920-an parasut tak lagi digunakan untuk para penumpang.