Mengapa Negara Diklasifikasi Sebagai Dunia Pertama, Kedua, dan Ketiga?

By Fikri Muhammad, Rabu, 20 Januari 2021 | 10:00 WIB
Peta Dunia Dunia Pertama, Kedua, dan Ketiga. Peta tersebut menunjukkan negara-negara sejajar AS di Dunia Pertama (warna hijau), negara-negara Komunis (merah), Dunia Ketiga (kuning). Negara netral Eropa (putih), dan negara-negara yang telah menjadi negara komunis dalam waktu singkat dengan warna merah terang. (Nationsonline.org)

Nationalgeographic.co.id—Kita sering menggunakan istilah "negara dunia ketiga" sebagai penggati dari "negara miskin dan berkembang". Sebaliknya, negara-negara kaya seperti Amerika Serikat dan Eropa digambarkan sebagai negara dunia pertama. Dari mana perbedaan ini berasal? Mengapa kita jarang mendengar "negara dunia kedua"?

Model geopolitik tiga dunia itu pertama kali muncul pada pertengahan abad ke-20 sebagai cara pemetaan berbagai pemain dalam Perang Dingin.

Para Sejarawan meurujuk pada ahli demografi asal Prancis bernama Alfred Sauvy untuk penamaan tiga dunia itu yang terbit dalam artikel tahun 1952 berjudul Three Worlds, One Planet.

Sauvy memasukan Amerika Serikat, Eropa Barat, Jepang, dan Australia dalam dunia pertama. Lalu Uni Soviet dan Eropa Timur pada dunia kedua. Sementara dunia ketiga, mencangkup semua negara yang tidak aktif memihak pada suatu kubu dalam Perang Dingin. Mencangkup negara Eropa yang miskin, Afrika, Timur Tengah, Amerika Latin, dan Asia.

Sumber lain mengatakan bahwa Charles de Gaulle yang menciptakan istilah tiga dunia. Walaupun sepertinya, ia hanya mengutip Sauvy.

Baca Juga: Kecamuk Perang Jawa: Suratan Tragis Sang Pangeran yang Kesepian di Zaman Edan

Pada zaman kiwari, negara-negara Barat dengan perekonomian yang kuat digambarkan sebagai dunia pertama. Tampaknya, penyebutan negara dunia kedua telah usang pasca runtuhnya Uni Soviet. Penyebutan negara dunia ketiga masih umum kita jumpai. Namun, artinya telah menyimpang, dari negara non-blok menjadi negara berkembang.

Banyak akademisi melihat bahwa label dunia ketiga saat ini sudah ketinggalan zaman. Istilah lain seperti negara berkembang atau negara berpenghasilan menengah ke bawah lebih sering digunakan sebagai penggantinya.