Fakta yang Perlu Anda Tahu Seputar Jatuhnya Meteorit di Lampung Tengah

By Utomo Priyambodo, Jumat, 5 Februari 2021 | 19:30 WIB
Salah satu meteorit yang ditemukan di Lampung Tengah. ()

Usikan seismik unik tersebut pertama kali terdeteksi di sensor UTSI, 10 detik kemudian terdeteksi sensor KASI, dan 10 detik berikutnya terdeteksi di sensor PSSM. Runut waktu tersebut mengindikasikan, sumber usikan seismik itu berada di arah timur laut dari ketiga sensor, yang berimpit dengan arah ke Kabupaten Lampung Tengah.

Baca Juga: Sisa Reruntuhan Salah Satu Masjid Tertua di Dunia Ditemukan di Israel

Jenis Meteorit

Dua meteorit yang ditemukan di Lampung Tengah ini bertipe siderolit (besi-batuan). Meteorit pertama dengan massa sekitar 2,2 kilogram menembus tepi atap dan jatuh di sisi luar dinding sebuah rumah di Dusun 5 Desa Astomulyo. Sedangkan meteorit kedua yang lebih ringan dengan massa sekitar 0,3 kilogram ditemukan sehari berikutnya di Desa Mojopahit, sekitar 3 kilometer sebelah utara dari lokasi temuan meteorit pertama.

Meteorit kedua juga menembus atap sebuah rumah dan jatuh menimpa kasur yang tak dipakai. Kedua desa tersebut merupakan bagian dari Kec. Punggur, Kab. Lampung Tengah. Kedua meteorit memang bisa dikenali secara fisik sebagai meteorit. Pola hangusan yang ditemukan di permukaannya merupakan kerak fusi, kerak produk pelelehan yang singkat dan cepat selama menembus atmosfer.

Temuan meteorit, suara dentuman, kilatan cahaya, dan usikan seismik unik ini menjadi bukti kuat bahwa peristiwa di Lampung Tengah memang merupakan kejadian tumbukan benda langit, tepatnya antara meteorid dan Bumi. Yakni, masuknya meteoroid sedang ke atmosfer Bumi untuk kemudian berubah menjadi meteor terang (fireball) maupun meteor sangat terang (boloid).

Di lapisan atmosfer yang lebih padat, meteor mengalami fragmentasi berganda disusul kejadian mirip–ledakan di udara (airburst). Peristiwa ini kemudian berakhir dengan guyuran meteorit yang masih tersisa ke permukaan Bumi.

Baca Juga: Penemuan Mumi Lumpur Langka dari Mesir Kuno Kejutkan Para Arkeolog

Peristiwa yang Sebenarnya Sering Terjadi

Setiap kilometer persegi daratan di Bumi rata–rata mendapatkan satu jatuhan meteor dalam tiap 50.000 tahun. Dengan luas daratan yang mencapai 1,9 juta kilometer persegi, maka wilayah Indonesia akan mendapatkan satu jatuhan meteorit dalam setiap 10 hari.

Jika luas daratan yang berpenghuni (dalam bentuk pedesaan hingga perkotaan) turut diperhitungkan, maka peluang menyaksikan satu peristiwa tumbukan benda langit yang menyisakan meteoritnya melambung menjadi sekitar satu kali dalam tiap 50 hingga 60 hari (rata–rata). Statistik tersebut menunjukkan, kejadian tumbukan benda langit adalah fenomena yang sesungguhnya sering terjadi.